Penemuan METRIK

Metrik

Ketika saya mendirikan Sekolah Perempuan pada bulan Agustus 2013, yang saya pikirkan adalah bagaimana para peserta yang notabene penulis baru bisa mencapai target menulis dalam 3 bulan menulis 1 buku. Ini pasti sulit bagi pemula!

Saya memutar ide bagaimana cara membuat peserta konsisten dan komitmen menjalankan komitmen itu. Lalu, saya diskusi dengan sebuah mengenai sebuah ide, "bagaimana kalau target yang dicanangkan dibreakdown harian lalu ada realisasi dan utang?" Ujar saya pada suami sambil menunjukkan desain metrik, "seperti ini!"
Suami lalu mendesainnya menjadi lebih rapi dalam program word. Dan sejak itu metrik digunakan dalam bahan ajar sekolah perempuan.


Tidak diduga metrik ini melecut semangat peserta yang telah menggunakannya untuk berproses, tentu denga komitmen dan konsistensi yang cukup kuat. "Saya hanya menggunakan pola ini dua minggu, setelah itu di bawah alam sadar saya udah langsung nempel kalau dalam satu hari saya harus menulis. Kalau nggak nulis, berarti saya berutang." Ujar alumni Sekolah Perempuan gelombang 1 yang kini sudah menelurkan 2 buku baru, 1 buku siap terbit, 3 buku sedang ditulis. Beliau adalah ibu Handayani Abd Widiatmoko.


Alhamdulillah, kini metrik digunakan bukan hanya untuk penulis tapi ternyata mampu melezatkan omzet bisnis, "liat target jadi utang bikin stress, itulah yang bikin makin semangat kejar target dan akhirnya over target setiap hari," ujar Presda Sari yang bisa mencapai omzet 18 juta dalam 6 hari saja setelah menggunakan metrik.
Waaaaaah....metrik yang baru dilaunching secara massal tanggal 26 Agustus 2014 ini semoga menjadi alat sukses kita semua...

No comments:

Post a Comment