PENGUSAHA VS PENGHASILAN TIDAK JELAS



Menjadi pengusaha itu adalah PILIHAN, bahkan bisa jadi pilihan yang rawan karena bisa jadi karenanya memilih jadi pengusaha penghasilan menjadi TIDAK JELAS. Namun, ketidakjelasan penghasilan ini seharusnya menjadi pemompa untuk menjalankan step by step bisnis dengan benar.

Banyak yang masuk ke ranah bisnis semata-mata karena mengisi waktu luang, ikut tren, hingga karena punya banyak modal uang. Padahal membangun bisnis tidak semudah yang dibayangkan. Setelah masuk ke ranah ini, tugas selanjutnya adalah mengawal bisnis supaya bisa tumbuh dengan baik. 


Banyak yang masuk ke lingkaran ini akhirnya memutuskan kembali ke zona nyaman karena tidak sanggup menghadapi lika-likunya yang dasyat, maka, ketika kaki begitu lelah melangkah, pikiran begitu sulit mencari solusi yang sehat, dan hati begitu gelisah adanya MENTOR, kawan berbagi sesama entrepreneur, serta lingkungan/komunitas menjadi sangat penting untuk mengawal SEMANGAT berbisnis. 

Namun, yang pasti, saya ingat pesan sahabat saya, "Dalam mengawal bisnis, perbesar menggantungkan harapan pada doa dan keyakinan pada Allah. Bantuan kerap datang darisana."
Selamat berbisnis...

Aktivitas Sekolah Perempuan

Kunjungan Tokoh Wanita ke Sekolah Perempuan







Sahabat Masa Tua

Dua sahabat saya saat ini yang juga akan jadi dua sahabat di masa tua :)







Selamat ulang tahun sahabatku, Lygia...

Selamat ulang tahun sahabatku, Lygia...

Tiga tahun sudah kita bersama
Dalam suka, dalam duka
Dalam tawa, dalam tangis
Dalam sama pendapat, dalam beda pendapat
Dalam keadaan kuat, dalam keadaan lemah
Bertambahnya usiamu, bertambah pula usia persahabatan kita
Semoga kebaikan, kekuatan, kecerdasan, dan kebahagiaanmu terus menguat
Selamat ulang tahun----peluuuk dan doa selalu untukmu





Melihat Persoalan dari Kacamata yang Berbeda....

Saat mereview calon buku mas Adjie Silarus, saya sudah langsung jatuh cinta pada sub judulnya: Menjalani Setiap Hari dalam Hidup dengan Sadar, Sederhana, dan Bahagia. Jatuh cinta di awal kemudian akan berlanjut keinginan untuk membacanya dengan tuntas.
Mata saya tidak salah mengarahkan hati. Isi dari dari tatapan pertama ini telah membuat saya jatuh cinta pula pada satu demi satu tulisan yang ada di dalamnya.Meski hingga saat ini saya bukanlah orang yang pernah bermeditasi---atau bisa dikatakan belum tahu tekhniknya, bersikap SEJENAK HENING dan HENING SEJENAK beberapa kali pernah saya lakukan dalam kondisi tertentu. Kondisi dimana saya membutuhkan damai dari kericuhan yang ada.
Pernahkah Anda merasakan hal tersebut? dimana Anda ingin menyendirikan diri karena sesuatu hal? Anda merasa kesepian pada suatu keramaian? Anda merasa kedinginan saat cuaca sedang hangat? Atau Anda membiarkan siksaan mendera meski Anda bisa melakukan sesuatu untuk melepaskan siksaan itu? pernahkah?
Ada banyak hal yang mas Adjie kaji dalam setiap lembar tulisannya dan saya mengangguk-anggukkan kepala sendiri sambil berguman, "oh iya, pernah", "Aku pernah merasakannya", "heeem". Semua yang beliau tulis tidak lepas dari persoalan yang kerapkali membelenggu kita semua. Meski kita semua pernah mengalami persoalan tersebut, setiap orang punya cara untuk melakukan caranya sendiri menyelesaikannya.
Mas Adjie, mengajak kita semua untuk melihat setiap persoalan dari kacamata yang berbeda. Ketika doa kita belum juga terkabul, bukan berarti Tuhan tidak adil, tetapi itu sebagai cara Tuhan yang ingin bermesraan dengan kita melalui doa-doa yang kita panjatkan. Tuhan mencintai kita dengan caraNya...
Mas Adjie juga membuka mata hati kita untuk mendengar(kan) dengan cara yang sesungguhnya. Bukan hanya sebagai pendengar, tapi juga merasakan apa yang dia rasakan. Cara berkomunikasi yang sesungguhnya yang bisa memberantas konflik antar manusia.
Ada banyak tulisan disana, ada banyak renungan disana, dan ada banyak cara untuk membuat kita BAHAGIA salah satunya dengan membangun sikap yang SEDERHANA dan menyisihkan hanya sedikit saja waktu untuk SEJENAK HENING lalu kembali memaknai hidup kita dengan penuh SYUKUR.

"Gembira atau sedih, secara menyeluruh atau personal. Hal tersebut mengingatkan kita bahwa hidup yang biasa-biasa saja mempunyai kemungkinan untuk berubah menjadi luar biasa. Bahkan luar biasa!" (Adjie Silarus, Meditator)