Woman In Biz: Si Bos, Karyawan dan ILMU! (Bagian 6)


Catatan ini saya persembahkan untuk seluruh karyawan dan mantan karyawan Indscript Creative.
Catatan ini saya persembahkan untuk mantan Bos saya :)

"Jika seorang karyawan telah memberikan lebih kepada perusahaan namun perusahaan tidak memberikan lebih padanya, maka bersiaplah sang karyawan mendapatkan kesuksesan di kemudian hari"
-Indari Mastuti-


Sebelum memutuskan berhenti bekerja dan berganti kuadran menjadi seorang wirausaha. Hiruk pikuk dunia kerja kenyang saya lahap.
Saya memulai karir ketika menjadi seorang jurnalis tabloid lokal di Bandung dengan gaji 300ribu perbulan pada tahun 1999, gaji yang minim bukan? :). Tapi kecintaan saya pada dunia tulis membuat saya all out dalam bekerja. Saya tidak pernah mengeluh bahkan terus semangat membangun karir saya. Kadang-kadang bos saya menyebalkan juga, udah gaji minim, menunggak pula hahaha...Malah pernah, tugas liputan ke Bali membuat saya luntang lantung disana karena uang dari kantor untuk operasional belum ditransfer, untung saja ada sepupu yang rumahnya boleh ditinggali hingga akhir tugas. Selesai liputan dan musti pulang ke Bandungpun, bernasib tidak indah karena harus berganti-ganti transportasi demi menghemat biaya...gelandangan banget di usia 19 tahun :). Tapi, saya merasa pengalaman di Bali itu luar biasa! dan saya tetap bekerja dengan si bos hingga 1 tahun lebih, yang saya ambil dari tempat saya bekerja akhirnya bukan materi melainkan ILMU! ^^
Selepas dari tabloid yang sengsara secara materi namun kaya secara ilmu itu cieeee.....saya kembali aktif di dunia yang banyak bersentuhan dengan manusia, halaah...saya bekerja pada si Bos baru. Membangun sebuah LSM bersama-sama. Saya masih ingat tim solid kami, si Bos merupakan seorang dosen yang sangat aktif di dunia politik, tim yang lain ada seorang dosen muda dengan otak jenius, lalu ada dua perempuan lagi selain saya yang ada dalam tim, yang satu adalah perempuan dengan IQ di atas rata-rata, satunya lagi adalah seorang pengusaha yang cukup mapan. Kami berlima mendirikan LSM dan fokus pada aksi sosial. Saya banyak belajar disini, bersahabat dengan seluruh tim, mencurahkan konsentrasi, bekerja dengan sungguh walau penghasilan yang saya perolehpun minim, tapi yang saya kejar adalah ILMU!^^
Untuk penghasilan tambahan dari dua pekerjaan yang rata-rata bergaji minim itu, saya mengasah hobi dagang. So, jangan heran saya bisa jualan apa saja, mulai dari sepatu, baju, kerudung, ampe jualan kemampuan menulis misalnya bikin surat cinta orang lain hahahaha...Lumayan kalo sudah begitu, ditambah honor-honor dimuatnya artikel atau cerpen di media cetak membuat uang saku ya nggak kosong-kosong amat :)
Masuk ke dunia kerja beneran baru saya mulai di tahun 2000an, saat itu saya diterima di sebuah perusahaan telekomunikasi multinasional yang sedang naik daun. Melamar sebagai Customer Service, maklumlah pendidikan saya saat itu adalah D1 sekretaris sehingga tahu diri mau melamar dengan posisi lain sangat tidak mungkin. Seleksi ketat dimulailah, menghadapi sejumlah materi psikotes dan wawancara. Oke! LULUS! thanks God. Bangga luar biasa...walau sempat dagdigdug juga ketika di akhir test ada 1 orang perempuan yang lebih manis duduk berdampingan dengan saya dan kami sama-sama akan dites, sedangkan yang dibutuhkan hanya satu customer service. Olala...ternyata setelah wawancara baru saya tahu bahwa saya ditempatkan di costumer service melainkan di posisi lain yaitu logistik..okelah kalau begitu..sabeet :)
Cukup lama saya berkarir di perusahaan ini, 4 tahun! dan banyak ilmu yang saya dapatkan, banyak kisah yang saya rekam dalam kenangan, luar biasa!
Masih ingat juga kenangan ketika bekerja, rumah saya yang jauh dari kantor ternyata tidak membuat saya datang terlambat ke kantor. Malah saya hampir selalu datang paling awal. Pagi yang segar membuat saya bisa duduk santai sejenak sambil menyiapkan to-do-list harian. Pagi menyiapkan apa yang akan dikerjakan sehingga di akhir pekerjaan semuanya beres dengan baik. Dan kebiasaan itu masih melekat hingga hari ini.
Saya juga masih mengingat siapa atasan saya di sana. Seorang bos yang luar biasa! Laki-laki super energik dan brilian. Dalam perjalanan karir saya, dialah yang paling memberi ilmu yang terhebat. Saya banyak belajar darinya baik dari segi pekerjaan hingga bagaimana mengelola emosi sebagai seorang atasan. Dia hebat, sungguh!
Tak heran, saking kagumnya saya pada beliau, ketika beliau akhirnya mendirikan perusahaan sendiri, saya memilih keluar dari pekerjaan dan ikut dengannya, walau saat itu secara pendapatan tetap lebih kecil. Tidak ada yang saya cari selain ILMU!^^
Saya begitu yakin bahwa ketika kita sudah melakukan banyak hal namun perusahaan tidak memberikan banyak, maka kita akan menuai berkahnya di kemudian hari.
Saya bukan tipe orang yang suka 'leyeh-leyeh' saat bekerja.  Saya selalu ingin menyelesaikan pekerjaan tepat waktu kalau perlu lebih cepat, ingin sempurna dalam melakukan sesuatu, dan loyal. Saya akan all in one pada perusahaan yang menggaji saya :).
Berkah itu dimulai setelah saya bekerja pada si bos yang zuper itu! ilmu marketing dan promosi saya terasah setelah dia memberikan kepercayaan pada saya untuk mengaplikasikan program kerja yang saya miliki. Bebas! asal target tercapai hehehe...
Ilmu darisini yang mengalir deras harus saya syukuri, hampir dua tahun saya bekerja dengannya hingga akhirnya sebuah perusahaan di Batam membajak saya hehehe
Dan berangkatlah saya ke Batam...:)
Pada usia 25 tahun, posisi Manager sudah ada di pundak saya. Tepat persis seperti afirmasi saya....dan wilayah kerja saya pada jabatan pertama sebagai seorang manager bukan tempat yang mudah, Batam, sebuah tempat yang memiliki tingkat persaingan di bidang telekomunikasi sangat tinggi, belum adaptasi dengan lingkungan pekerjaan yang kebanyakan orang china, yang sudah bisa dibayangkan effort kerja mereka sangat luar biasa. Termasuk si bos saya ini, yang merupakan perempuan china yang luar biasa! aktif energik dan penuh solusi! hingga kini kami bersahabat persis saat kami masih bekerjasama. (Mom, kalau baca posting ini tentu ingat kan kita sering menghabiskan banyak waktu untuk berdiskusi banyak hal sambil sesekali nongkrong di cafe hingga larut malam. I Really love her!)
Batam penuh cerita! menyisakan banyak sahabat dan kisah yang takkan hilang hingga kapanpun.
Selepas dari Batam, sempat memupuk karir di sebuah perusahaan besar yang kalau saya sebutkan pasti semua tahu. Atmosfer Ibu Kotalah yang membuat saya tidak betah dan akhirnya kembali ke Bandung. Kembali berkarir di sebuah perusahaan penerbitan hingga akhir petualangan karir selesai karena Allah menghadiahi saya seorang suami dalam waktu yang singkat :). Dua minggu saja penjajagan dan kami menikah seminggu kemudian!:)
Well, tanpa sengaja bertemu dengan si bos lama dan kami diskusi tentang perusahaan barunya, akhirnya, saya kembali ke ranah dunia kerja dengannya. Tapi, kerjasama kami sangat singkat sebab kehamilan tri semester pertama membuat saya harus beristirahat total dan saya memutuskan total berada di rumah untuk menjadi Ibu Rumah Tangga. Cukup sudah berkarir di luar rumah, saatnya berkarir di rumah!:). Inilah cikal bakal lahirnya Indscript Creative! Sebuah perjalanan yang cukup panjang untuk menimba ilmu dan mempraktekkan sendiri.
Lantas, apakah setelah itu kisah menarik berakhir? Tidak! Justru lebih menarik ketika saya sudah memiliki usaha sendiri dan punya karyawan.
Karyawan saya beragam, unik!
Ada yang selalu menyenangkan saya ada juga yang kerapkali membuat saya jengkel. Ada yang selalu datang tepat waktu ada juga yang selalu telat. Semua warna itu saya baurkan dalam satu pertanyaan, "O, jadi begini ya rasanya punya karyawan?" :)
Saya termasuk jarang marah, kalau tidak terlalu jengkel saya tidak akan marah, namun jika sudah kelewatan saya akan menegur karyawan saya dengan wajah tidak bersahabat.
Satu saja yang paling saya garisbawahi adalah ada begitu banyak yang menginginkan sebuah pekerjaan tapi hanya sedikit yang bisa mencintai pekerjaannya lantas mengaplikasikan kecintaan itu pada perusahaan tempat dia bekerja dengan -salah satunya- bekerja dengan baik. Tidak ada alasan untuk tidak bisa bekerja dengan baik, karena kita bertanggungjawab pada percepatan karir kita masing-masing.
Kebanyakan dari karyawan bekerja adalah menghitung apa yang dia dapatkan dari perusahaan dan itu yang akan dia berikan kepada perusahaan. Makanya pada suatu pertemuan pagi, saya pernah mengatakan pada karyawan, jika saya dan perusahaan tidak bisa memberikan sesuatu yang lebih besar dari apa yang mereka berikan pada perusahaan, maka kelak sesuatu yang sangat besar akan mereka dapatkan. Apakah itu ketika mereka ditarik perusahaan lain yang lebih segalanya, mendapatkan ilmu yang luar biasa, hingga prestasi yang tidak terduga. Pada akhirnya, uang **jika itu yang dicari** akan mengikuti seiring dengan kualitas diri.
Kelemahan-kelemahan seorang karyawan dengan mudah akan membuatnya diam di tempat dalam berkarir. Jangan salahkan jika dia bertahun-tahun menduduki posisi yang sama di perusahaan, bukan salah perusahaan, namun harus segera melihat diri. Sudahkah yang terbaik yang saya berikan pada perusahaan? kalaupun ternyata berkaca sang karyawan merasa sudah memberikan segalanya yang paling baik, maka percayalah kelak akan datang pinangan perusahaan lain atau menemukan 'soulmate' perusahaan yang tepat, kalau juga tidak! Ini artinya harus menjadi wirausaha! dan rasakan bedanya menjadi karyawan dan menjadi seorang pengusaha :)
Saya bangga pada akhirnya, banyak mantan karyawan yang semasa menjadi karyawan sudah terlihat berprestasi dan akhirnya kini sudah memiliki buah dari prestasinya. Ada yang telah memiliki perusahaan sendiri hingga bekerja di perusahaan yang lebih besar. Sama bangganya! Ini yang saya namakan 'hasil' dari proses yang dijalankan dengan baik.
Kisah manisnya menjadi si bos, manisnya menjadi bos, dan ilmu yang tertangkap dalam rentang waktu 1999 hingga 2011 inilah yang membuat hati yang penuh dengan bermacam rasa. Bangga, gembira, sedih, duka, jengkel, kecewa, bahagia, hingga 'mati gaya'....Namun menjadi karyawan ataupun menjadi bos tetap banyak ilmu yang bisa digali.
Selamat menjadi bos untuk yang punya usaha sendiri
Selamat bekerja dengan baik untuk para karyawan
dan untuk keduanya selamat menimba ilmu :))


Apa Kata Tim INDSCRIPT CREATIVE

"Apa? Agensi penerbitan buku?"
Itulah yang ada di pikiran saya sewaktu bersedia menulis atas tawaran indscript. Menulis (memang) untuk penerbit, tapi kok ini melalui agensi? Dikira artis saja yang ada agensinya. Ternyata untuk buku juga ada agensinya.
Selain menulis, saya akhirnya "kecemplung" juga menjadi bagian dari agensi penerbitan buku Indscript Creative. Sebagai editor. Menyenangkan. Karena banyak ilmu dan pengalaman yang bisa saya raih. Edit beragam tema buku, bertemu penulis berbagai karakter, hingga proses manajerial untuk menjembatani penulis dan penerbit. Luar biasa bisnis ini. Kini, di tengah persaingan bisnis antaragensi --yang makin menjamur, semoga Indscript Creative makin berjaya dengan mengutamakan kualitas setiap buku yang dihasilkannya.
Dan…
Indari mastuti adalah gudangnya energi positif. Senang berada di dekatnya.
(Nurul Hidayati, Editor, 26 Tahun, Bandung)

Pertama kali saya kenal Indscript Creative dari seorang teman. Dia bilang kalau partner-nya dalam menulis sedang membutuhkan editor. Karena waktu itu saya sedang jobless, tawaran itu pun langsung diterima. Ternyata, saya cuma bertahan selama 1 bulan karena saya pikir dunia penerbitan sangat melelahkan. Beberapa bulan kemudian, Indscript Creativemencari editor lagi. Karena saat itu saya jobless (lagi), jadilah saya melamar kembali dan akhirnya bertahan sampai sekarang (ini sudah masuk tahun ketiga).
Indscript Creative bisa dibilang cukup unik karena mengambil bidang yang "tidak biasa". Pada saat orang lain berdagang makanan atau pakaian, Ibu Indari selaku pimpinan mencoba untuk "berdagang naskah" atau lebih tepatnya membangun sebuah agensi naskah.  Sebagai agensi naskah, Indscript memang menjadi jembatan antara penulis dan penerbit. Jadi, tidak ada lagi istilah "penulis sulit untuk masuk ke penerbitan". Kualitas hasil tulisannya yang selalu dijaga juga menjadi satu nilai tambah untuk Indscript Creative. Mungkin inilah yang membuat Indscript bisa bertahan di tengah persaingan agensi naskah yang semakin dahsyat.
Ibu Indari sebagai seorang pemimpin adalah sosok pribadi yang sangat tegas. Beliau pun selalu punya ide-ide baru untuk memajukan perusahaan (meski kadang-kadang ide itu terlalu cepat keluar sehingga yang di bawahnya sulit untuk mengikuti). Beliau juga adalah seseorang yang selalu ceria, berpikiran positif, dan bisa menularkan aura positif itu kepada orang orang-orang di sekelilingnya.
(Astri PP, Editor, 25 tahun, Cimahi)

Lihat Artikel bagian 5 


suasana meeting yang homie :)



                              
bersama dua mantan atasan :)


salah satu produk yang sekarang dihasilkan


dua editor tercinta


menjadi trainer penulisan


salah satu karya penulis Indscript Creative

No comments:

Post a Comment