Tips produktif menulis

Mas Azis (editor penerbit JENDELA, Yogyakarta) terheran-heran pada produktivitas menulis saya. Dua hari lalu saat kita bertemu dia bertanya “Saya kaget dengan karya yang sudah kamu hasilkan dalam kurun waktu singkat, kamu produktif banget ya? Kok bisa?” begitu tanyanya dengan wajah menyelidik. Apalagi selama sebulan di Yogya, saya sudah menyerahkan 2 naskah baru lagi untuk dia baca, setelah satu naskah terdahulu di acc untuk diterbitkan. Daniel Mahendra, pimpinan penerbit MALKA mengirim sms “Gila, kamu produktif banget!” Sebenarnya mereka tak perlu kaget dengan produktifitas menulis saya. Saya hanya memiliki resep yang bakalan saya bagi untuk semua pembaca tercinta di site pribadi ini.

Pertama : Sebanyak Mungkin Membaca

Salah satu pembangkit motivasi saya menulis adalah dengan melahap bacaan apa saja. Biografi orang sukses, tema marketing, novel ringan dll . semakin banyak bacaan yang saya lahap semakin kaya saya dengan ide, semakin tinggi semangat menulis saya, dan semakin luas wawasan saya akan tema kepenulisan.

Kedua : Selalu mencatat ide

Tak peduli kapan saya punya waktu menyelesaikannya, saya selalu mencatat ide yang keluar dari kepala. Supaya tidak lupa sih sebenarnya! Karena tak jarang ide itu mucul tanpa saya duga.

Ketiga : Menulis dimana saja

Menulis tak perlu dijadwalkan dimana dan kapan. Jika anda ingin menulis, menulislah! Di kertas, di handphone, di laptop, di diari, dimana anda menemukan peluang menuangkan ide. Menulislah!

Keempat : Bertemu banyak orang

Sosialisasi yang saya lakukan di berbagai kalangan membuat saya semakin kaya akan nuansa tokoh dalam novel, kaya akan cerita, kaya akan pengalaman yang saya dengar dari orang lain. Tak jarang cerita teman, sahabat, relasi, dan kerabat setelah diberi sedikit ‘imajinasi’ menjadi cerpen/novel yang menarik

Kelima : Tetapkan tujuan menulis

Apakah menulis yang anda lakukan sebagai hobi atau anda memang memiliki obsesi sendiri mengenai dunia kepenulisan. Selain hobby saya memiliki obsesi ingin menjadi penulis profesional yang produktif, menjadikan penulis sebagai mata pencaharian tetap. Itulah sebab kenapa saya belajar untuk berkonsentrasi pada hobby menulis yang saya tekuni. Selama ide itu masih mengalir, saya akan terus menulis!Tapi kalau ide itu tidak mengalir, saya akan mencarinya hingga ke negeri cina…

Keenam : Bergabung dengan komunitas menulis

Daniel Mahendra, sahabat dari dunia kepenulisan telah mengenalkan saya pada komunitas-komunitas penulis. Makasih ya, Niel!? Efek yang saya peroleh sesudah itu adalah merasa bahwa begitu banyak orang potensial di dunia kepenulisan yang bisa saya serap ilmunya. Thank you 4 everyone!

No comments:

Post a Comment