SAYA ITU!

 Kalau nulis selalu berpikir paket dengan cara memasarkannya

Nulis jalan, insting jualan juga harus jalan.
Saya nggak mau cuman nulis saja, target saya sebanyak-banyaknya orang membaca tulisan tersebut
Maka, tulisan itu harus dibuat sedemikian bermanfaat.
Contohnya buku ini:
Tahun 2017an saya pernah menciptakan konsep menulis iklan yang sumbernya dari perasaan. Setiap apa yang dirasakan dipostingkan (kecuali nyinyiran, kejudesan, kejulidan, hinaan, dan perasaan negatif tentu tak perlu diposting hehehe).
Akibatnya setiap hari bisa mencapai 20an postingan dengan bahasa yang gue banget, postingan itu nyatanya memang membangun hubungan banget sama friendlist dan memunculkan closingan demi closingan baru
Hasil uji coba itu saya trainingkan dulu dan salah satu peserta yang paling berhasil menggunakan metodenya adalah Runi Adriyani, sekarang beliau saya angkat jadi mentor khusus metode postingan ini yang disebut Heart Selling.
Lalu kemudian dari training saya bukukan, penampakannya di foto ini hahaha #eksiiis xixii
Pengalaman...lalu dituliskan sehingga dipasarkan begitulah kira-kira konsep saya menulis buku.
Dan inilah yang saya latih pada semua peserta di BUKUIN aja!
Tiga grup yang sedang saya kawal di bulan Januari ini
Grup penulis JAMU BISNIS, kisah tentang jatuh bangun berbisnis.
Kalau saya bilang jadi PENULIS PLUS!
Siap yaaaaa?


6 Dampak Buruk Kalau Kamu Malas Membaca Buku!

 1 Tidak percaya diri

Tingkat kepercayaan diri seseorang bersumber pada seberapa banyak pengalaman hidup yang telah dilaluinya. Dengan membaca buku, pengalaman tersebut didapatkan melalui sudut pandang seorang penulis yang tengah membahas suatu isu.
2. Minimnya topik pembicaraan
Pernah nggak sih ketika kalian ngobrol dengan seseorang namun tiba-tiba kehabisan topik pembicaraan? Salah satu penyebabnya adalah terbatasnya kosa kata yang ada di benak kalian karena jarang baca buku.
3.Wawasan yang sempit
Jika kalian sedang menjalankan masa studi, maka sangat dibutuhkan untuk banyak membaca buku. Hal itu harus dilakukan karena untuk menunjang sebuah masa studi, dibutuhkan wawasan yang sangat luas.
Lagi pula, jika kalian memiliki wawasan yang luas itu malah menjadi poin plus jika bersosialisasi dengan orang-orang. Banyak orang yang segan dan nyaman ketika bercengkerama dengan kalian.
4. Mudah berprasangka buruk
Dalam sebuah hubungan dengan orang-orang sekitar, sangat dibutuhkan sebuah sifat skeptis. Maksud dari sifat skeptis itu sendiri adalah tidak mudah percaya dengan hal-hal yang tidak pasti kebenarannya. Selain itu, jika sering membaca buku dapat dipastikan bahwa kalian tidak mudah termakan berita hoaks.
5. Susah ikut nimbrung jika ada diskusi
Pernahkah kalian ketika nongkrong dengan teman-teman lalu mereka membahas tentang suatu hal yang kalian sendiri tidak mengerti apa yang dibahas?
Maka dari itu, untuk bisa "nyambung" dan merasakan betapa asyiknya sebuah diskusi, kalian harus rajin-rajin membaca agar literasi dan kosa kata yang kalian miliki akan banyak
6. Susah mendalami public speaking
Membaca buku dapat meningkatkan jumlah kosa kata serta kepercayaan diri. Orang-orang yang banyak buku akan sangat pandai dalam merangkai kata.
Semua aspek tersebut menjadi satu dalam sebuah kemampuan public speaking. Jika baca buku saja malas, bagaimana kalian dapat melewati kehidupan yang mengharuskan untuk bersosialisasi dengan orang lain?
**
Itulah beberapa akibat jika kalian tidak suka dan antibaca buku. Bagaimana? Sangat berdampak pada kehidupan, bukan?
So, masihkah kalian berani untuk tidak membaca buku?
Keterangan foto tidak tersedia.

Antara Jatuh Bangun, Keluarga, Eksistensi, Uang Belanja, dan Pembagian Waktu.

 Terekam jelas pertanyaan mbak Pritta Ghozie,

"Ibu-ibu kalau keuntungan perusahaan sedang menipis atau rugi, ngaruh nggak sih sama uang belanja?" xixixixi
"Apa sih yang paling sulit dilakukan oleh seorang ibu yang juga pebisnis?" hehehe
Saya lupa siapa yang menjawab, tapi jawabannya tepat banget, "Seorang ibu yang juga berbisnis sulit memisahkan dua keuangan; keuangan bisnis dan keuangan dapur." Bener nggak, sih? Beneeer!
Saya langsung membayangkan apa jadinya usaha yang saya miliki kalau saya nggak didampingi oleh seorang tim keuangan yang sangat disiplin alias SUAMI saya. wkwkwk
Jujur saja, saya harus merasa beruntung memiliki suami yang sangat support atas apapun yang saya lakukan ~tentu saja untuk sesuatu yang positif~. Bahkan suami memilih keluar kerja dan bersama-sama membangun bisnis Indscript Creative.
Hasilnya? Saya yakin tanpa bantuannya dalam mengelola keuangan perusahaan, usaha saya ini akan bocor di mana-mana. Suami saya paling disiplin memisahkan antara kebutuhan rumah dan bisnis, nggak ada deh istilah -nyoceng atau nyerempet- antara keduanya. Dalam kurun waktu 2 tahun bergabung di Indscript Creative (1 Tahun sebelumnya saya mengelola sendirian), beliau berhasil mengumpulkan aset perusahaan dengan baik. Bayangkan kalau saya yang megang keuangan. Shoppaholic saya bisa merajalela. wkwkwk....
Dalam kondisi perusahaan yang memburuk pun, suami saya tetap menjadi seorang partner yang luar biasa! Dia berhasil mengemas keuangan dalam kondisi limit untuk tetap survive. Lebih
hebat
lagi dalam kondisi keuangan yang sangat baik, suami saya tidak pernah 'berlebihan' dalam soal pengeluaran uang. Ini yang saya namakan bahwa suami istri adalah partner bisnis, sahabat, dan penyempurna hidup. hehehe
So, sepanjang workshop bersama mbak Pritta Ghozie yang luar biasa itu, saya rasanya kangen dengan suami ya
Keterangan foto tidak tersedia.

29 Cara Mendidik Anak Sambil Berbisnis

 Banyak pebisnis sekaligus orangtua yang mengaku kerap ponselnya direbut anak ketika berbisnis. Maka solusinya adalah melibatkan anak dalam berbisnis.

1. Jelaskan kepada anak mengenai bisnis yang Anda geluti.
2. Untuk menghadapi anak-anak, tentu gunakan bahasa yang sederhana agar mudah mereka pahami.
3. Jangan lupa, ajak anak melihat langsung aktivitas orangtuanya dalam berbisnis.
4. Jangan halangi jika anak tertarik berbisnis sejak dini
5. Yakinkan kalau anak bukan anak-anak seperti di bayangan Anda, sehingga harus dimanjakan.
6. Yakinkan jika anak-anak juga seperti orangtua yang sudah dewasa.
7. Ajak anak ke toko Anda, atau biarkan ia melihat Anda membungkus paket.
8. Minta anak bicara soal bisnis.
9. Coba tanyakan apa pendapat anak soal berbisnis.
10. Bebaskan ia berbicara.
11. Ajari dan dampingi saat ia mau berbisnis.
12. Biarkan anak berlatih berbisnis.
13. Pola pikir anak itu sederhana sedangkan orangtua cenderung rumit, maka jika anak mendapatkan labar Rp 100,- saja sudah bahagia.
14. Modalin bisnisnya
15. Mentoring bisnisnya
16. Tanyakan anak ingin mengunjungi tempat apa, atau mau untuk apa laba bisnisnya? Karena bisa menjadi sumber motivasi berbisnis.
17. Sebaiknya catat dan pajang motivasi bisnis anak
18. Tanyakan, kira-kira ingin melakukan apa di bisnisnya?
19. Siapkan waktu agar anak dan orang tua tidak memegang gadget tapi diganti dengan mengobrol.
20. Bisa juga kepada adik, yaitu ada waktu khusus untuk bermain bersama adik sehingga makin akrab.
21. Buat anak mengerti jaga kesehatan. Anak juga harus belajar tanggung jawab terhadap tubuhnya, yaitu dengan menjaga kesehatan.
22. Ajak anak mencatat kebaikan yang baru saja dilakukannya.
23. Bisa kasih reward buat anak
24. Ajak anak membuat manajemen waktu.
25. Ajak anak menulis semua tugasnya.
26. Apa aktivitas anak di waktu khusus? Agar semangat berbisnis
27. Ajarkan hal sederhana berbisnis
28. Biarkan anak melihat kegiatan bisnis Anda.
29. Ajak kerja sama bisnis dengan anak. Hal ini sangat mungkin Anda lakukan jika anak sudah beranjak semakin besar atau remaja. Bagi yang masih anak-anak juga bisa bekerja sama seperti anak menjadi model karena Anda berjualan gamis anak. Tapi pastikan tidak memaksa anak untuk melakukan semuanya ya.
Dari sahabatmu,
Indari Mastuti
Mamak-mamak yang suka ngomel di facebook (ngomel positif dooong)
Founder Indscript Creative
Founder Indscript Businesswomen University (IBU)
Founder BUKUIN aja!
Co Founder Kunikita
Mentor Sebu
Mentor Beenpink
Mentor INI Juslem
Gambar mungkin berisi: 8 orang, orang duduk, teks yang menyatakan 'Berbisnis dari rumah itu asyik'

SETIAP AKHIR TAHUN

 SETIAP AKHIR TAHUN adalah momen yang tepat untuk:

1. Mendesain mimpi yang akan dicapai di tahun depan
2. Mengevaluasi mimpi yang dicanangkan tahun ini, apakah sudah tercapai atau belum? kenapa tercapai dan kenapa tidak?
TAPI, tidak semua mamak juga mudah mendesain mimpinya
Memangnya harus mimpi apa saja?
Pingin punya rumah?
Pingin punya mobil?
Pingin ke luar negeri?
NOP, mimpi bukan hanya itu, hal fisik hingga psikis, material dan immaterial bisa dicanangkan menjadi mimpi
Makanya di DREAMBOARD instan yang diproduksi oleh Indscript, saya pun membuat satu kolom tentang KEPRIBADIAN
Ngisinya gimana?
Misal: ngerasa jutek banget tahun ini, mimpi tahun depan harus lebih ramah
ngerasa minderan banget tahun ini, mimpi tahun depan musti lebih percaya diri
SOOO, mimpi mencakup semua hal perbaikan dalam hidup kita, bukan hanya sekadar yang kasat mata
Gambar mungkin berisi: 1 orang, berdiri

Catatlah Terus Setiap Ide yang Muncul, Catat dan Catat

 Hampir setiap hari ide berhamburan di kepala, bahkan satu hari dalam setiap bulan kadang saya benar-benar nggak bisa tidur hanya untuk mencatat ide sepanjang malam. Saya sering terperanjat, darimana tumpahan ide itu datang. Bahkan suami selalu mengingatkan tidak semua ide bisa langsung direalisasikan. Maka, karena pesan suami itulah saya mencatat rentetan ide tersebut dalam sebuah buku.

Kini saya mulai memahami tumpahan ide. Ide memang bukan datang begitu saja. Sejak kecil saya terbiasa dengan menggali ide tentang ini dan itu dan kebiasaan ini turun pada putri sulung saya Nanit. Interaksi saya dengan Nanit seperti antara sayur dan garam, kami saling memberi ide satu sama lain pada akhirnya.
Seperti ketika dia berkata, “Aku ingin punya Nanit Channel di Youtube, Bunda. Semua keseharianku akan divideokan,” ujarnya.
Dan konsep video itupun menjadi cara saya mengajar saat ini, seperti halnya Nanit yang mulai memvideokan aktivitas sehari-harinya, dari mulai bermain boneka, hingga memasak kue. Entah berapa banyak tumpahan ide yang akan Nanit miliki kelak, sebab sekecil ini ide yang dia miliki sangatlah banyak.
Saya belajar kembali, memetik banyak ide dari sekecil apapun aktivitas yang dilakukan. Kumpulkan ide dan realisasikan pada waktu yang tepat. MIMPI Jadi Penulis itu HANYA BISA DIWUJUDKAN jika kita TERUS MENULIS bukan terus bermimpi saja tanpa merealisasikannya.
Tips supaya Anda tidak kehabisan ide adalah BAWALAH SERTA BUKU CATATAN KHUSUS kemanapun Anda pergi *karena tidak setiap saat Anda memegang laptop bukan?
Catatlah terus setiap ide yang muncul, catat dan catat. Saat Anda bertemu laptop maka TULISLAH!