My New Book : It'a All About SHOPAHOLIC


My New Book : JANJIHOLIC


Kehilangan Mang Ohan

Sudah lama sekali aku tidak menulis di blog ini
Padahal sudah banyak cerita yang ingin aku jadikan sejarah
Salah satunya adalah ketika Mang Ohan mati
Masih ingat Mang Ohan? Ikan Louhan yang kumiliki
Beberapa hari sebelum mati Mang Ohan memiliki tanda-tanda itu
Aku cemas..dan sedih, sungguh
Bahkan hingga beberapa hari setelah kematiannya aku di dera rasa kehilangan
Hari-hari berlalu dengan cepat
Akurium itu tak lagi kosong
Aku dan suami mengisinya dengan 2 buah ikan koki dan 6 buah ikan lucu lainnya
Tapi, aku masih merindukan Mang Ohan..
Dia adalah ikan pertama yang kumiliki
Aku masih sedih hingga sekarang

Bandung, 05 April 2008

Aku Mencintaimu, Anakku....

Sejak usia kandunganku menginjak 6 bulan
Aku mulai merasakan gerakannya
Ya Allah, sungguh bahagia melihatnya tumbuh dalam perutku
Tumbuh dengan sangat lincah
Satu persatu gerakannya terasa semakin sering dan sering
Ya, aku tidak sendirian kini
Aku selalu berdua dengannya
Anakku selalu bersamaku
Dia orang pertama yang mengetahui apa yang ada dalam hatiku setiap harinya
Ketika aku senang, dia ikut senang
Ketika aku cemas, dia ikut cemas
Ketika aku kecewa, dia ikut kecewa
Ketika aku sedih, dia ikut sedih
Di dalam perutku dia mengetahui segalanya bahkan hal terkecil sekalipun
Ikatan batin kami begitu kuat
Aku mencintaimu, Anakku....

Bandung, 05 April 2008

Hentakan...

Suatu hari aku tersentak
Entah ini benar atau tidak
Tapi, sebuah kritikan pedas hadir secara terbuka dalam sebuah forum, ini menyudutkan aku
Hentakan tanpa mengemukakan siapa yang menjadi ”obyek” (tapi aku paham maksudnya) itu berasal dari sahabatku
Dan hubungan kami terputus seketika sejak aku tidak bekerjasama dengannya lagi
Jujur, ketika itu perasaanku merangkak menuju kesedihan
Apakah dia tidak ’benar-benar’ mengenalku hingga mengemukakan hal itu
Atau dia memang sengaja melakukannya
Aku mohon dikuatkan dan menganggapnya sebagai lecutan
Ya, tapi bukan apa yang dikatakan yang membuatku terluka
Tapi, siapa yang mengatakannya dan bagaimana cara mengatakannyalah yang membuatku merasa ’sakit’
Sejak itulah mataku terbuka
Bahwa barangkali kita memang tidak akan pernah tahu apa yang dipikirkan orang lain
Sedekat apapun kita dengannya
Dan hentakan itu menjadi langkah awalku membina persahabatan dengan lebih obyektif

Bandung, 05 April 2008