My New Pic!


Entah kenapa saya suka banget ngeGAYA...Dulu, waktu saya SMU (bahkan hingga sekarang jika kami bertemu), beberapa sahabat memanggil saya "Gaya!"

Cerpen : Oh, cinta!

Entah keberapa kalinya aku menemui lelaki tampan yang kini menjadi kekasihku. Matanya sayu dan begitu teduh. Suara ombak di pantai anyer semakin meramaikan hatiku yang kencang oleh debaran. Gila! Aku jatuh cinta padanya. Matanya, hidungnya, bibirnya, rambutnya, dan semua yang ada padanya memancarkan pesona yang luar biasa menggetarkan. Beberapa pasang manusia berjalan melewati kami, mereka terlihat bahagia, mereka jatuh cinta satu sama lain. Seperti kami!Aah, indahnya!
"Mereka terlihat bahagia." Tanganku menunjuk sepasang kekasih. Sang perempuan merengkuh pinggang sang lelaki dengan erat seolah takkan membiarnya pergi walau hanya sejengkal saja.
"Tentu saja, seperti kita. Aku sangat mencintaimu." ujar lelaki itu sambil melempar senyum manis ke arahku. Aku gugup mendengar itu.
Aku memainkan kunci mobil mercedesku, berusaha menetralisir apa yang kurasakan. Yah, ingin sekali kami saling mencintai satu sama lain.
Lelaki itu menggenggam tanganku erat. Besok, aku akan kembali ke Bandung setelah sekian lama berada di kotanya. Di Jakarta aku hanya menjalankan tugasku di kantor cabang selama satu bulan. Pertemuan dengannya secara tak sengaja telah memunculkan benih yang cinta yang meledak-ledak.
"Jangan lupakan aku ya?" harap lelaki itu
"Tentu saja." Aku tersenyum dingin. Tentu saja aku takkan melupakanmu. Hanya kamulah yang membuat dadaku berdebar setiap kali bertemu, hanya kamu yang memancarkan keteduhan yang selalu kuimpikan, hanya kamu yang membuatku merasa bahagia, hanya kamu yang telah membuatku jatuh cinta.
"Apakah kepulanganmu ke Bandung akan membawa serta hatiku." Tanyanya setengah berbisik. Dikecupnya telingaku dengan mesra. Aku tergugu..menangis seketika itu juga.
"Kamu baik." Ujarku di sela isak. Dia kaget melihatku menangis
"Mengapa menangis?"
"Karena aku harus kembali ke Bandung."
"Bandung dan Jakarta bukan kota yang jauh. Aku akan menyusulmu setelah semua pekerjaanku beres." Ujarnya terlihat sungguh-sungguh. Lelaki itu ingin menyusulku ke Bandung, mungkin juga melamarku. Dia jatuh cinta padaku.
Oh, alangkah beruntungnya aku jika dia benar-benar bisa menjadi milikku. Dia sungguh sempurna!
Oh, alangkah tololnya aku karena telah mengatakan mencintainya sehingga dia kini mencintaiku. Kenapa aku tidak merasa keberuntungan itu menjadi milikku? Bukankah ini yang aku inginkan, berlari bersama lelaki yang aku cintai dan mencintaiku?
" Kamu tidak udah menyusulku." Ujarku sambil terisak
Lelaki itu menyentuh daguku, mengecup bibirku, " Kenapa? Apa karena aku adalah anak buahmu?" ujarnya lembut, tanpa berusaha menyakiti dan merasa tersinggung
Aku menggeleng, "Lalu?" tanyanya
"Aku minta maaf karena telah membuat posisi kita seperti ini."
"Aku malah beruntung bisa mendapatkan cintamu. Aku tidak akan melepaskannya." Ujarnya sambil merengkuhku dalam pelukannya.
"Kita saling jatuh cinta seperti mereka, bukan?" tanyanya sambil menunjuk sepasang kekasih di depan kami.
Ya, kami saling jatuh cinta.
"Aku mencintaimu. Sangat!" ujarku sambil membenamkan kepalaku ke dadanya yang bidang.
Lelaki itu bernama Raiq. Dia adalah anak baru di perusahaan tempatku bekerja. Tentu saja sebagai General manager perusahaan yang cukup besar aku harus meninjau semua kantor cabang perusahaan kami. Terlebih lagi seperti juga Raiq, aku pun adalah atasan barunya. Aku sebulan lebih dulu masuk dibandingkan dia. Lalu, kami bertemu, aku tergoda untuk mendekatinya, gayung bersambut kami saling jatuh cinta!Gila, aku jatuh cinta!
"Jangan pulang besok." Pintanya memelas
"Akan kuajak kamu ke rumah orangtuaku. Kukenalkan sebagai calon istriku." Raiq mengecup keningku berkali-kali.
"Aku tidak bisa. Aku harus pulang besok. Pekerjaan menungguku." Aku berkelit. Mana mungkin!?
"Kalau begitu aku akan segera ke rumahmu."
"Hemmm…" aku hanya mendehem. Bingung!
"Kenapa? Sejak awal hubungan kita kamu seperti menyembunyikan sesuatu. Apa yang kamu sembunyikan?" aku mengunci bibir Raiq dengan bibirku. Aku tak ingin dia melanjutkan ucapannya yang membuat hatiku hancur. Dia berhenti berbicara, melumat bibirku dengan lembut. Aku tak ingin ciuman ini berakhir. Sungguh!
Kerinduanku akan pangeran yang kuinginkan sejak lama seolah lunas oleh kehadiran Raiq, cerita indah ini akan menjadi bagian hidup yang takkan pernah kulupakan.
"Kenapa?" "Tidak, aku tak ingin cinta kita akan menghancurkan segalanya. Cinta kita hanya milik kita. Aku bukan tak ingin untuk melakukan segalanya demi kamu, tapi ada hal yang belum bisa aku ungkapkan sekarang. Aku tak siap melukai hati kita berdua. Aku mencintaimu. " airmataku kembali luruh.
Matanya basah oleh tetesan air mata. Angin semakin membuat hatiku beku, aku kalah oleh perasaan. Ini seharusnya tak boleh terjadi. Aku adalah wanita mandiri yang tidak boleh menangis hanya karena sebuah lempengan cinta. Tapi, ini cinta, cinta yang aku idamkan sejak lama. Haruskah aku berkorban kembali hanya karena ambisi? Cinta ini terlalu hebat untuk dikategorikan sebagai cinta lokasi. Ini tidak mungkin!
"Kalian terlihat sangat cocok, apakah kalian baru menikah? Pengantin baru maksud saya?" ujar seorang lelaki setengah baya yang tiba-tiba mengagetkan kami. Ya Tuhan, jangan-jangan dia sedari tadi mengintai kami. Aku lupa kami berciuman di tempat terbuka. Ah, begitu terbawa suasana.
"Akan segera menikah." Ujar Raiq mantap, aku gugup
Lelaki itu tersenyum ramah pada kami.
"Menikahlah. Cinta sejati itu datang satu kali dalam hidup. Kalian pasangan yang sungguh-sungguh serasi." Ujarnya lagi sambil beranjak meninggalkan kami. Raiq membelai rambutku.
Tapi, rezki, mati dan jodoh adalah rahasia Tuhan. Segalanya begitu sulit ditebak, di luar kemampuan manusia untuk merencanakan ketiganya. Lelaki setengah baya itu mengatakan kami cocok, benarkah kami cocok? Yang pasti aku mencintainya dan kurasa cinta tak perlu memiliki. Aku sudah menemukan cinta yang kucari selama ini dari Raiq, aku puas karenanya, dan aku tak perlu menikah dengannya hanya untuk mengatakan kalau cinta itu ada.
"Apa yang kamu pikirkan?"
"Tidak ada."
"Semoga kita bisa bertemu lagi."
"Ya, kuharap suatu saat nanti."
Lalu kami kembali berciuman mesra.
Sesampai di Bandung, kuharap cintaku pada Raiq akan tersimpan rapi dalam hatiku dan kuharap hanya itu yang bisa aku miliki. Aku tak ingin lebih dari itu, karena ada suami sekaligus pemilik perusahaan ini yang mencintaiku dan seorang anak berusia tiga tahun yang baru saja memanggilku 'mama'. Dan Raiq tak tahu hal ini, setidaknya hari ini!

Cerpen : Kutunggu Cintamu

“Apakah kamu masih ingat kepada Via?” Tanyaku saat Daniel sedang memandangi foto Via.
“Ya, dan aku masih sangat mencintainya.” Jawab Daniel. Aku kian terluka dengan jawaban Daniel.
“Tapi aku disini, bersamamu. Biarkan Via bahagia di surga. Via sudah kembali ke alam sana. Dia mencintaimu, Niel. Tapi Via akan sedih jika melihat keadaanmu sekarang ini.” Ujarku berusaha menyadarkan Daniel.
“Kenapa aku tidak mati saja. Aku ingin mati bersamanya!” teriak Daniel.
“Daniel, sadarlah. Ada aku disini.” Aku merengkuh Daniel dalam pelukan. Perlahan aku berusaha meredakan sakit hatinya. Daniel kembali terisak.
“Ada aku disini, sayang. Ini aku, Siska bukan Via. Aku mencintaimu. Hiduplah untukku sekarang dan nanti. Jangan hidup untuk masa lalu dan kenangan.” Ujarku, Daniel menatapku. Aku tersenyum.
“Aku rela mendampingimu sampai kapanpun. Aku mencintaimu, sekali lagi sangat mencintaimu.”
“Kamu tidak sakit hati karena perlakuanku, Sis”Aku menggeleng
“Untuk apa? Kamu berhak memiliki cinta. Mungkin Via memang yang paling kamu sayangi, Niel. Tapi aku juga berhak mencintaimu apa adanya bukan? Aku janji, Niel. Suatu saat nanti kamu pun akan mencintaiku sebesar kamu mencintainya.” Lalu Daniel merebahkan tubuhnya ke pelukanku.
“Maafkan aku, Sis.”
“Aku mencintaimu, Niel. Jangan lupakan itu. Dan aku akan mendampingimu selamanya.”
***
Sebenarnya aku lebih dulu kenal dengan Daniel dibandingkan Via. Sejak kami kecil, kami sering main bersama. Hal ini dikarenakan hubungan bisnis papa dengan Om Broto, papa Daniel. Mungkin karena kedekatan merekalah Om Broto ingin menjodohkan kami.
“Sayang, menurutmu Daniel itu seperti apa orangnya?” Tanya papa suatu malam, saat kami sedang bercengkrama di teras depan.
“Cakep, baik, dan lucu.”jawabku jujur. Di mataku Daniel memang laki-laki yang sangat menarik.
“Apakah kamu menyukainya?”Aku langsung melotot ke arah papa
“Papa ngomong apa sih? Masa aku suka sama Daniel. “ aku berusaha menekan kagetku. Suka sama Daniel? Impossible, biar pun Daniel itu cakep, baik, dan lucu. Daniel tetaplah seorang Daniel, laki-laki paling playboy. Kalau kami bertemu, yang dia ceritakan selalu wanita, wanita, dan wanita. Mana mungkin aku suka dia?
“Om Broto mengusulkan Daniel untuk dinikahkan denganmu, itupun jika kamu setuju.” What! Menikah dengan Daniel. Enak aza, memangnya tidak ada laki-laki lain.
“Itu konyol sekali, Pa!”
“Itu tidak konyol, coba kamu pikirkan lagi.” Tawar papa sambil membelai rambutku.
Dan sejak percakapan itu aku malah jadi memikirkan Daniel.
***
Aku dan Daniel sepakat bertemu untuk membicarakan masalah perjodohan kami.
“Gila, papa dan Om Broto kok bisa-bisanya mengatur perjodohan kita. Emangnya ini jaman Siti Nurbaya.” Komentarku sambil mengacak mie ayam.
“Ya, ini ide gila. Aku tidak mungkin menikahimu. Aku telah memiliki seorang kekasih.” Aku memandang ke Daniel. Kekasih, apa iya laki-laki penggombal seperti Daniel punya seorang kekasih.
“Aku sih tidak punya kekasih, Niel. Tapi aku gak mau menikah denganmu, Mr. Gombal.” Ejekku. Kami memang terbiasa saling mengejek. Wajah Daniel berubah layu.
“Sori, Sis. Aku sebenarnya banyak berbohong kepadamu tentang wanita-wanita itu. Sebenernya aku hanya memiliki satu orang wanita saja, namanya Via. Dia kekasihku sejak 2 tahun lalu, namun kini dia sedang berjuang melawan kanker payudaranya. Aku hanya mengusir sedih dengan kebohongan-kebohongan itu.” Aku jadi kasihan melihat Daniel. Dia sepertinya sangat kecewa, atau malah nyaris putus asa.
“Aduh, aku minta maaf, Niel.” Aku jadi ikutan terhanyut dalam sedihnya.
“Lalu dimana Via sekarang?”tanyaku ingin tahu.
“Di rumah sakit, besok dia akan dioperasi.”
“Bolehkan aku menjenguknya?” tanyaku pelan. Daniel mengangguk.
***
Gadis manis itu berbaring tak berdaya. Via, akhirnya aku berjumpa dengan Via. Gadis yang sangat Daniel cintai.
“Sayang, kenalkan ini Siska.” Daniel menyentuh tangan Via perlahan, membangunkannya dari tidur. Mata Gadis itu terbuka perlahan.
“Si..siapa..?”tanyanya, nyata benar kalau dia sangat kesakitan. Wajahnya terlihat sangat tirus, tubuhnya begitu kurus. Ah, Aku tak tahan melihat penderitaannya. Dan kulihat Daniel begitu perhatian pada Via.
“Ini teman semasa kecilku, Vi. Siska, putrinya sahabat papa, Om Santo.” Via tersenyum kepadaku
“Mm, aku ingat sekarang. Siska yang kamu bilang sangat manja itu kan.” Aku mendelik ke arah Daniel. Daniel bilang aku manja. Sialan anak itu!
“Iya, dan sampe sekarang masih manja. Hobinya nangis.” Tambah Daniel. Kami tertawa berbarengan.
Dan aku kini menyadari bahwa Via adalah wanita yang sangat baik, pantas saja Daniel begitu mencintainya.
***
Via meninggal. Operasinya gagal total. Aku dan Daniel hadir di pemakaman. Sepanjang hari Daniel menangis, pundakku basah karena airmatanya.
“Sudahlah, Niel. Relakan Via pergi. Ini mungkin yang terbaik untuknya.” Aku berusaha menenangkan Daniel.
“Ini yang terburuk bagiku. Tuhan tidak adil.” Kutuk Daniel.
“Sst, jangan bilang begitu. Justru Tuhan menyanyangi Via, sehingga Tuhan putuskan mengambilnya lebih cepat. Tuhan tak mau Via terlalu lama tersiksa.” Sejenak kutatap bola mata Daniel yang redup.
“Benarkah?” tanyanya dalam isak.
“Ada aku disini, Niel. Aku akan menyanyangimu dan akan menjagamu.” Aku memeluk Daniel. Tak ada yang tahu mengenai kisah Daniel dan Via selain aku. Dan kami tak bisa menolak perjodohan ini tanpa sebab. Karena itulah aku berusaha untuk lebih sabar menghadapi ini. Pernikahan kami kian dekat, apa mungkin kami akan menghancurkan kebahagiaan kedua orang tua kami hanya karena aku tak mau mendampingi Daniel di saat putus asa. Saat ini Om Broto hanya tahu kalau Daniel sakit, bukan karena putus asa. Dan akulah yang selalu bersamanya.
“Sis, Bantu aku…”ratap Daniel. Aku mengangguk sambil terus menghapus airmatanya yang kian deras. Ya, Niel. Aku akan selalu bersamamu karena mencintaimu dan sampai kamu belajar untuk mencintaiku.
***
Kondisi Daniel kian memburuk, bayangan Via terus menghantuinya. Papa sempat khawatir akan kondisi ini.
“Sis, Papa jadi tidak tega menikahkan kamu dengan Daniel. Papa merasa Daniel kesehatannya buruk. Dan papa takut pernikahan ini justru membuat beban untukmu.” Papa seperti merasa bersalah karena menyetujui perjodohan ini. Aku tersenyum.
“Daniel akan sehat kembali, Pa. Jangan khawatir. Kami akan menikah dan akan hidup bahagia.”
“Tapi…”
“Tidak usah terlalu dipikirkan. Sebentar lagi Daniel sembuh kok.” Aku memang sangat optimis dengan kesehatan Daniel. Daniel bukan sakit secara fisik tapi dia sakit secara hati. Dan aku yakin aku akan menyembuhkan hatinya dari rasa kehilangan. Aku akan berjuang mendapatkan cintanya.

Cerpen : Antara Raka, Ratu, dan Intan

Raka terlihat bingung. Nafasnya perlahan dihembuskan, panjang..Intan memandangi lelaki tampan di hadapan.
“Hari ini kamu aneh, Rak? Ada masalah apa?” Tanya Intan ingin tahu. Sepanjang hari ini Raka memang aneh. Sebentar-sebentar melamun, matanya menerawang entah kemana. Termasuk sikapnya saat ini yang seolah tidak menanggapi suasana romantis yang ada.
“Ya, aku memang bingung dan tak tahu harus berbuat apa.” Raka menjawab keingintahuan Intan dengan suara pelan.
“Intan, apa kamu mencintaiku?”Tanya Raka sambil menggenggam tangan Intan.
“Tentu saja, kenapa kamu tanyakan itu?” rasanya Intan sudah mulai merasa tidak nyaman dengan sikap Raka.
“Apakah kamu akan marah jika kuberitahukan sesuatu hal?”tanyanya lagi. Apa yang harus membuat aku marah atau tidak marah sedangkan hal yang akan disampaikan saja aku tak tahu. Batin Intan. Aneh memang si Raka ini.
“Aku tidak tahu! Aku kan belum tahu apa hal itu” sedikit jutek Intan menyahut.
“Janji ya, kamu tidak akan marah?” Intan menggeleng tak setuju.
“Ratu akan datang menjengukku besok malam.” Mata Intan terbelalak. Ratu akan datang. Hati Intan terasa tersayat saat itu juga, sakit sekali. Ratu akan datang, berarti…
“Kamu tidak marah kan?”Tanya Raka berusaha mencari jawab pada mata Intan yang mulai berkaca-kaca.
“Tidak, aku tidak marah dan kalaupun aku marah, jangan hiraukan. Aku tak berhak marah pada kamu ataupun Ratu. Selamat malam.” Intan beranjak dari tempat duduknya dan langsung berlari pergi. Intan tak mau Raka tahu dia menangis karena sedih. Bukankah ini sudah sesuai dengan komitmen awal mereka berhubungan, kalau Raka sudah memiliki Ratu dan Intan takkan pernah menuntut apapun dari hubungan mereka . Tapi …….
***
“Halo sayang, senang bertemu kamu kembali.” Ratu langsung memeluk Raka saat dia menjemput Ratu di stasiun kereta.
“Sendirian?” Raka terlihat gugup di hadapan wanita yang sudah dipacarinya selama 7 tahun.
“Tentu saja sendiri, kamu pikir aku pergi kemari dengan siapa, hah? Apa mungkin aku menduakan kamu. Gak mungkin lah, aku cinta banget sama kamu.” Ratu, ya inilah Ratu. Gadis berwajah sederhana namun sangat mempesona. Gaya bicaranya yang menyenangkan, pribadinya yang supel, stylenya yang santai. Inilah Ratu, yang membuat Raka tergila-gila-gila padanya. Namun terlintas di benaknya sosok Intan yang cantik rupawan, keibuan, dan penyabar. Keduanya mahluk yang begitu sempurna dan Raka bingung untuk memilih salah satunya. Tapi apa mungkin aku dapat memiliki keduanya, gumam Raka dalam hati.
“Upps, melamun ya? dari tadi aku didiemin mulu, ih sebel” Ratu mulai manja.
“Ah.. eh sorry, sayang. Aku sedang memikirkan sesuatu.”
“Mikirin apa? Aku cemburu nih, jauh-jauh kemari kalau dicuekin buat apa?” loh Ratu mulai marah
“Sorry…besok kita jalan-jalan kemana?” Tanya Raka berusaha meredam gugupnya. Wajah Ratu langsung sumringah.
“Putar-putar Bandung saja lha. Aku pengen banget jalan-jalan ke tempat yang romantis dan indah, ada gak tempat begitu?”
“Ada. Kamu sudah makan belum?”
“Tadi di kereta aku sudah makan nasi goreng, susu, manisan, roti tawar…”
“Percaya deh, kamu kan paling gak tahan kalau gak makan dua menit aza..ternyata rakusnya masih tampak.” Goda Raka.
“ Iya, kok tahu. Kalau gitu ajak aku ke tempat makan yang enak dong.” Ajak Ratu sambil cengengesan.
“Katanya udah makan?”
“Pengen makan lagi.” Jawab Ratu, tawa Raka pun berderai.
“Baiklah aku akan ajak kamu ke sebuah warung surabi yang beken di Bandung”
“Surabi Imut ya? aku pengen banget kesana, teman-temanku disana selalu membicarakan warung ini kalo mereka sud berlibur di Bandung. Aku jadi penasaran. Seenak apa sih makanan itu?” Ratu terlihat begitu antusias.
“Pokoknya entar deh disana kamu tahu, enak kok. Pasti kamu suka” Raka memutar mobil ke arah Setiabudi.
“Ayo turun, kita sudah sampai.” Ratu menggandeng Raka.
Tapi siapa di sana, ada Intan sedang makan sendirian.
“Hey, kenapa kamu melihat kepada gadis cantik itu terus?” teguran Intan membuyarkan tatapan Raka pada Intan. Raka kini baru ingat kalau kedai surabi ini paling sering dikunjungi Intan jika dia sedang ingin menyepi. Lalu apa yang membuatnya nekad mengajak Ratu kemari? Ah, barangkali ini memang sudah seharusnya terjadi. Pertemuan antara mereka bertiga.
“Itu temanku” elak Raka takut-takut.
“Lalu kenapa tidak kita suruh gabung saja dia? Atau kita gabung dengannya, bukankah suasana akan menjadi seru.” Usul Ratu sambil membalikkan kepalanya ke arah Intan. Mungkin Intan merasa diperhatikan, dia lalu menoleh ke arah mereka. O God…jantung Intan berdegup kencang.
“Hai..”sapa Ratu sok kenal. Raka menghampiri Intan, Ratu menguntit dari belakang.
“Tan, kenalkan ini Ratu.” Raka memperkenalkan Ratu yang sedari tadi memasang senyum manisnya. Oh inikah Ratu yang selalu Raka banggakan. Tak ada yang istimewa pada fisik gadis itu, biasa-biasa saja, lebih cantik aku. Intan berguman dalam hati, sedikit sombong. Tapi apa yang membuat Raka begitu takut berpaling dan menyakitinya.
“Teman sekantor atau teman main nih?” Tanya Ratu ramah. Intan masih melongo dibuatnya. Sok ramah banget nih anak.
“Temen baik.”jawab Intan nyaris terdengar jutek
“Bagus dong, mm…aku Ratu, pacarnya Raka. Aku baru saja tiba dari Surabaya. Sebenarnya papa orang Bandung sih. Tapi aku karena papa dinasnya pindah-pindah aku yang dilahirkan di Sorong jadi gak punya kampung halaman. Dan baru sekali ini aku ke Bandung setelah hampir tujuh tahun aku tinggalkan. Boleh gabung gak?” ocehan Ratu bikin mumet Intan. Intan gak bisa berbuat banyak saat Ratu meminta bergabung di mejanya yang kosong. Raka hanya mampu memandang Intan sekilas.
“Sudah lama kenal Raka?” Tanya Ratu. Intan mengangguk.
“Eh hampir lupa, nama kamu siapa?” lanjutnya, busyet sudah ngoceh kemana-mana masih tanya nama.
“Intan.” Jawab Intan singkat
“Nama yang bagus. Sesuai sama orangnya yang cantik, iya gak Rak?” Ratu meminta persetujuan Raka. Iya, Intan memang cantik.
“Kalian sudah pesan makanan?”Tanya Intan mencoba membalas keramahan Ratu. Intan mulai mengakui kelebihan Ratu. Ratu sangat supel dan menyenangkan. Hati Intan yang sedari tadi terbakar cemburu lenyap perlahan.
“Tentu saja sudah, tuh pelayannya datang” tunjuk Ratu pada seorang pelayan yang menghampiri mereka dengan seabreg pesanan.
“Sorri nih, aku makannya banyak. Emangnya Raka belum cerita ya? atau malah gak pernah cerita tentang aku? Pokoknya aku paling doyan makan dan doyan ngomong hahaha…” ujar Ratu dengan riang. Intan memperhatikan Ratu dengan seksama. Pantas saja Raka tak bisa lepas dari Ratu. Ratu sangat menyenangkan.
Malam itu mereka habiskan dengan gembira. Intan lupa cemburunya karena Ratu menghadirkan suasana yang begitu cerita diselingi banyolan-banyolan segarnya. Raka pun tak gugup berada diantara mereka berdua tanpa perlu sebuah penjelasan.
***
Bel rumah Intan berdering..ring..ring..ring…
Tergopoh Intan membuka pintu ruang tamu
“Raka, ada apa kemari?..Ratu mana?..”Intan terheran-heran dengan kedatangan Raka, karena biasanya Raka akan memberitahukan kedatangannya terlebih dahulu.
“Aku ingin menyampaikan sesuatu padamu.” Ujar Raka to the point
“Aku juga. Mm, youk masuk.”ajak Intan. Raka menurut dan mendaratkan pantatnya di sofa paling pojok.
“Siapa yang duluan ngomong?bagaimana kalau aku?” Intan mengajukan kesepakatan. Raka mengangguk setuju.
“Aku mencintaimu, Rak. Sangat mencintaimu, mungkin sebesar Ratu mencintaimu. Tapi aku tak bisa menyakiti perasaan kita semua dengan keadaan ini. Karena aku memilih berpisah denganmu.” Jelas sekali Intan memberikan ungkapan hatinya. Berpisah dengan Raka memang menyakitkan. Intan sangat mencintai Raka. Namun haruskan Intan egois mempertahankan hubungan mereka sedangkan Ratu yang sudah lebih dulu memiliki Raka dikhianati dengan keegoisannya.
“Apa maksudmu?” Tanya Raka tak percaya.
“Aku putuskan untuk berpisah denganmu.” Sebenarnya airmata Intan ingin luruh, tapi takkan dibiarkan rasa sedih membuat keputusannya berubah. Raut wajah Raka berubah kecewa.
“Semudah itukah. Padahal aku sudah memutuskan untuk berpisah dengan Ratu.” Ujar Raka. Kini giliran Intan yang kaget.
“Kamu memutuskan Ratu!” Intan berteriak.
“Ya, dan kemarin siang Ratu memilih pulang tanpa pamit padaku.”
“Kenapa?” suara Intan melemah.
“Aku memilihmu.”
“Tidak, aku takkan pernah menerimamu kembali. Kembalilah pada Ratu, Rak. Aku merelakanmu. Biarlah cerita cinta kita ini menjadi lebih indah dengan rasa tulus. Ratu terlalu baik untuk kamu sakiti. Kembalilah padanya. Apakah kamu mencintaiku?” Tanya Intan. Raka mengangguk.
“Dan kamu pun mencintai Ratu?” Raka memandang Intan. Lalu kepalanya menggangguk nyaris tak terlihat
“Kamu mencintai kami berdua. Tapi ini hukum alam, Rak. Kamu harus memilih diantara kami, kamu tidak boleh serakah. Kembalilah. Dan ingatlah aku merelakanmu karena aku pun mencintaimu.” Beringsut Intan mendekati Raka. Dibelainya rambut Raka. Titik airmata Raka menghujani pundak Intan. Raka menangis. Menangislah cintaku karena esok kau tak perlu menangisiku lagi, desah Intan lirih.

Cerpen : TERNYATA!!

Hari ini aku akan berangkat lagi ke Jakarta. Seperti biasa pekerjaan mengharuskan saban sabtu berangkat ke pusat. Sekedar memberikan training untuk cabang. Kebetulan sekali perusahaan yang aku jalankan sekarang memang mengalami kemajuan pesat sehingga dalam kurun waktu dua tahun aku sudah bisa membuka cabang di Jakarta. Dan seperti biasa dibandingkan menyetir sendirian dari Bandung – Jakarta aku lebih memilih menggunakan burung raksasa. Lumayan, dua puluh lima menit sudah nyampai tujuan. Di Jakarta aku sendiri sudah dijemput oleh supir. Untunglah aku masih sendirian dalam artian lajang, kalau aku sudah bersuami mungkin dia bakalan keberatan dengan kesibukanku yang semakin luar biasa ini. Apalagi bulan depan aku akan membuka cabang baru langsung dua cabang di Surabaya dan Medan. Beruntung memang aku ini.
Well, memang sih pencarian jodoh masih aku lakukan. Tapi aku tidak mau grasak grusuk. Jodoh kan ada yang ngatur? Ya nggak?
Penerbangan masih dua puluh lima menit lagi. Aku menyapu setiap pojok ruangan waiting VIP . Hari ini ruangan ini tampak penuh dengan orang-orang sibuk. Ada lelaki perlente yang serius bercakap dengan handphone nokia 9500nya, ada perempuan dengan rambut diurai sebahu serius memelototi laptopnya, semua terlihat sibuk kecuali aku dan eit, lelaki muda itu yang sedari tadi (bukannya GR) memperhatikanku. Dan eit..dia tiba-tiba beranjak dari tempat duduknya.
"Mau kemana?" tanyanya sambil mendudukkan pantatnya di sampingku.
"Tentu saja Jakarta." Jawabku sekenanya sambil membuka koran dan berusaha berkonsentrasi kembali
"Pulang? Atau dinas? Liburan?" aduh noraknya lelaki ini.Hemmm, agak norak juga lelaki ini. Well, dia pantas juga kalau jadi playboy laris. Orangnya rapih, wajahnya tampan, tinggi sekitar 180 cm dengan postur ideal, dan kelihatan pintar. Alangkah sempurnanya dia. Tapi aku tidak boleh tergoda karena kupikir dia memang hanya menggoda saja. Mungkin pikirnya kalau dapet syukur, enggak juga enggak apa-apa. Ah, begitu kan lelaki tampan masa kini. Selalu saja memanfaatkan ketampanannya untuk hal-hal yang merugikan kaum wanita. Dan itu sebabnya aku sangat berhati-hati memilih pasangan. Aku tak ingin dimanfaatkan oleh siapa pun apalagi oleh lelaki.
"Kata si mbak itu, pesawatnya delay lho mbak." Ujar si tampan sambil menyebarkan senyumnya. Wow, bibirnya yang mengembang semakin menyempurnakan wajahnya.
"Masa sih?" aku langsung bereaksi atas informasinya barusan
"Hehehe.." eh, dia malah tertawa
"Kenalan dong, mbak. Daripada manyun sendiri." Tangannya terulur
Oke deh, daripada manyun "Anjas."
Oh namanya Anjas, mirip Anjasmara nggak ya dia? "Tiara"
"Good name!" pujinya
Anjas memandangiku terus. Aku kini mulai tersenyum
"Ada yang aneh dengan wajahku?"
"Ah nggak, anda terlihat sangat pas dengan make up minimalis. Looks so beutifull." Gombal. Inilah playboy ulung kita!
Anjas menyeruput minumannya dan duduk lebih santai. Kemudian dia menyandarkan badannya di sofa. Huh, betapa waktu terasa sangaaaat lama.
"Ke Jakarta juga?" tanyaku
"Oh iya dong.." uuups, ternyata basa-basiku garing banget deh. Dia menolehkan wajahnya ke arahku.
"Saya harus manggil anda apa? Mbak, teteh, atau ibu?"
"Panggil Tiara saja."
"Oke, Tiara. Senang bisa berkenalan denganmu."
"Terima kasih."
"Ada acara apa nih ke Jakarta?atau memang orang Jakarta?"
"Oh enggak. Saya dari Bandung, asli Bandung, ke Jakarta karena urusan dinas."
"Sering ke sana?"
"Lumayan dalam bulan-bulan ini."
"Sudah sempet jalan-jalan?"
"Boro-boro. Jadwal saya sungguh padat di Jakarta lagipula saya memang tidak pernah lama di sana. Paling sehari dua hari."
"Harus jalan-jalan dong. Saya bersedia lho jadi guide."
Aku tersenyum, "Ya, lain kali."
"Bener lho. Saya sungguh-sungguh."
"Anda sendiri?"
"Panggil saya Anjas. Maksud Tiara, siapa aku?"
"Tidak sespesifik itu kok. Saya hanya ingin menanyakan anda kerja dimana atau anda memang asli Jakarta?"
"Hemm, saya juga asli Bandung tapi kebetulan saya bekerja di Jakarta."
"Ooh.." maksudku pantas dia tampan. Bandung memang bertaburan lelaki-lelaki tampan.
"Pantas saja anda kenal sekali Jakarta" ujarku mengingat dia menawarkan diri menjadi guideku.
"Sudah berapa lama di Jakarta?"
"Hampir lima tahun."
"Wow lama sekali!"
"Iya sih, tapi nggak dapet-dapet juga."
"Apanya?"
"Istri..hahaha…" dia tertawa. Semua penghuni ruangan memandang kami
"Uups..maaf." dia menutup mulutnya. Sableng. Kelihatannya dia berpendidikan tapi kok seperti tidak punya etiket.
"Tidak apa-apa. Masa lelaki seperti kamu belum memiliki pasangan." Aku tidak percaya. Sungguh!
"Kenapa memang?"
"Maksudku, hem kupikir kamu sudah mapan dalam segala hal."
"Bukan maksud pilih-pilih sih. Tapi wanita sekarang banyak maunya."
"Oh ya? Tidak semua."
"Mungkin kamu tidak." Dan kalimat anda diganti sama kamu. Dia tambah mengakrabkan diri denganku.
"Untuk wanita sesukses dan mungkin semandiri kamu. Kamu tentu amat tidak merepotkan pasangannya." Lanjutnya. Ya, tidak merepotkan karena aku memang tidak memiliki pasangan dan kesulitan mencarinya.
"Mungkin."
"Pasti lah." Ujarnya mantap. Ya, mungkin saja!
Kemudian suara merdu terdengar menginformasikan penumpang merpati Bandung-Jakarta untuk segera menuju pesawat.
"Tidak delay?" tanyaku setelah melihat jam tangan yang melingkar manis di tangan.
"Ya, aku mencari alasan untuk bisa mengobrol denganmu." Ujarnya sambil melempar senyum. Dasar!
Aku meraih tasku dan berjalan keluar ruangan. Anjas berjalan di belakangku.
Ya ampun, ternyata Anjas duduk di sebelahku lagi.
"Kita memang jodoh ya?" komentarnya santai saat kembali duduk di sebelahku.
"Bukan jodoh, kebetulan saja." Sahutku
Tapi sesaat kemudian kami terlibat percakapan yang lumayan akrab
"Menurutmu aku terlihat menyenangkan?" tanyanya
"Lumayan" jawabku
"Jangan lupa kontak aku ya kalau butuh guide. Aku nggak akan ngegigit kok."
"Well, oke deh. Mudah-mudahan aku ada waktu."
"Hidup itu harus diselingi hiburan. Jangan habiskan waktu hanya untuk bekerja bisa stress nanti." Ya, aku setuju dengan perkataannya. Tapi, aku memang sedang sibuk banget kok!
Kami pun bertukar kartu nama.
Sesampai Bandara Halim Perdana Kusuma aku segera melenggang menuju mobil jemputan dan Anjas tetap mengingatkan aku untuk mengontaknya. Sepertinya aku suka dengan gaya noraknya!
***
Dalam perjalanan menuju kantor. Pak Pardi mulai berkicau. Supirku yang satu ini rajin sekali memberikan informasi penting mengenai kantor. Hampir semua pegawai aku ketahui identitasnya dengan detail dari beliau. Lelaki berumur setengah abad itu memang piawai berdongeng.
"Bu, neng Sita tiga hari ini tidak masuk kerja."
"Lho kenapa?"
"Katanya sih dia malu karena dia hamil."
"Hamil? Bukannya dia belum menikah?"
"Ya, itu sebabnya dia malu. Kurang ajarnya lagi sang lelaki penanam benih hilang tak tentu rimba." Ujar Pak kardi bersungut-sungut.
Sita adalah administrasi logistik di kantorku. Aku kaget juga mendengar informasi ini. Setiap aku bertemu dengannya, aku tidak melihat Sita punya karaktel bandel dan abnormal. Ia malah terlihat sangat penurut dan manis.
"Kasihan dia." Aku melenguh pelan
"Makanya Bu, bapak hanya mengingatkan saja semoga ibu bisa lebih berhati-hati terhadap lelaki. Apalagi lelaki sekarang memang mau enaknya sendiri."
"Insya Allah Pak, doakan saja."
"Lha ibu sekarang dengan siapa?" tanyanya sok serius. Aku tiba-tiba teringat pada Anjas. Kok Anjas?
"Doakan saja pak, semoga pangeran itu sebentar lagi datang." Jawabku. Pertanyaan pak Kardi sangat kumaklumi karena hubunganku dengan pak Kardi bukan sekedar majikan dan supir tapi sudah seperti sahabat baik. Mungkin dia juga ikutan khawatir seperti orangtuaku karena di usiaku ke 33 aku masih sendiri.
"Pasti bapak doain."
"Amin."
"Terus, Bapak tahu dimana Sita sekarang?"
Pak Kardi menggeleng, "Tempat kostnya saja yang tahu karena mbak Sita sering saya antar beberapa hari sebelum dia ketahuan hamil. Dia seringkali pingsan di kantor. Tapi saya tidak yakin dia ada di sana"
"Kasihan dia. Bagaimana kalau kita menjumpainya sebentar?"
Pak Kardi menatapku sesaat, "Ah ibu jangan becanda. Mana bisa ibu kesana?"
"Kenapa tidak bisa? Sita adalah karyawan saya. Sudah selayaknya saya memperhatikan dia."
"Ah ibu, itu terlalu berlebihan."
"Sudahlah, kita sebentar menjenguk ke sana." Akhirnya Pak Kardi memutar jalur menuju ke tempat Sita.
Suasana kostan Sita sangat sepi, nyaris tak terlihat tak berpenghuni.
"Itu kamarnya, Bu." Tunjuk Pak Kardi
Aku melangkah menuju kamar bernomor empat di pintunya.
Tok..tok..tok…
"Siapa?" Aha..aku hafal. Sita ada di dalam
"Pak Kardi." Sahut Pak Kardi
pintu terbuka. Seraut wajah layu menyembul
"I..ibu.." Sita gugup melihatku.
"Kata Pak Kardi kamu sakit?" tanyaku
"Oh..ah..eh..silahkan duduk Bu." Sita mempersilahkan aku duduk di bangku plastic di depan kamarnya.
"Bagaimana keadaanmu, mbak?" Tanya Pak Kardi. Sita masih mematung di hadapanku. Dia mungkin kaget melihatku
"Mudah-mudahan kami akan segera menikah." Jawabannya jauh dari yang ditanyakan.
"Alhamdulillah."
"Mas, sini aku kenalkan pada bosku yang sangat baik" Sita memanggil seseorang dari kamarnya. Wajahnya langsung sumringah.
Seorang lelaki keluar dari kamar menghampiri kami
"Tiara.." pekiknya
"Anjas.." Ya Tuhan, ternyata Anjas….

Cerpen : Maafkan Aku!

Sebenarnya aku masih lelah dengan kegiatan tadi malam, tapi pagi ini aku benar-benar merindukannya. Aku ingin menemuinya, memeluknya, menciumnya.
Suasana rumahnya masih sama persis seperti dua tahun lalu .. persis sama, tak ada yang berubah…
Tok..tok..tok…aku mengetuk rumahnya
“sebentar..” suara itu, ah suara lelaki yang sangat aku cintai
dan menyembullah seraut wajah
“Hai..” aku memasang senyum manis, lelaki itu tampak kaget
“Ni..Nilam..”dia gugup menyebutkan namaku.
“Ya, aku Nilami. Bagaimana kabarmu Dy?” aku langsung menyeruak masuk tanpa menunggu dipersilahkan dan mendudukkan pantat di kursi sofa yang juga masih sama empuk seperti terakhir aku duduki.
“Ada apa kemari?”raut wajah kagetnya berubah angker
“Aku merindukanmu, Dy. Tak bolehkah aku kemari?” aku merasa tak diperlakukan ramah.
“Boleh, tapi untuk apa lagi?”
“Untuk menemuimu, aku merindukanmu.” Andy memalingkan wajahnya dari hadapanku.
“Aku sungguh-sungguh, Dy” lanjutku dan berusaha merengkuhnya dalam pelukanku.
“Tolong, Nilam. Jangan buat aku sakit lagi.” Andy melepaskan pelukanku
“Aku mencintaimu, Dy. Dua tahun aku berusaha melupakan perasaan ini.”
“Lupakan aku. Itulah yang terbaik.”
“Dy, izinkan aku memeluk dan menciummu sekali lagi.Aku sungguh-sungguh mencintaimu.”
“Apa maumu sih? Kamu telah meninggalkanku demi ambisi-ambisimu. Kini kamu datang hanya untuk menyatakan kamu mencintaiku. Apa aku bisa percaya itu. Dua tahun, dua tahun lalu kamu memilih meninggalkanku demi karir. “ jelas sekali Andy sangat marah padaku.
“Kamu sendiri yang tak bisa memahami keinginanku, Dy. Kenapa aku yang selalu kamu salahkan?”
“Oh sudahlah, nona penuntut. Bercintalah dengan pekerjaanmu.” Andy beranjak dari kursi dengan marah.
Aku memeluknya dan tangisanku mulai luruh
“Aku sungguh-sungguh mencintaimu, Dy. Maafkan aku.”ujarku terisak sambil memeluknya erat.
“Lepaskan aku, Nilam.” Andy berontak dalam pelukanku tapi aku semakin kuat memeluknya.
“Cintai aku lagi. Aku mencintaimu, dua tahun sudah amat sangat menyiksa. Tanpa kamu, apa yang aku peroleh tak ada artinya.”
“Tapi denganku, kamu takkan mendapatkan apa-apa.”
“Aku hanya ingin mendapatkan cintamu, Dy.”
“Hanya sekarang saja kamu menginginkan aku. Saat kamu memiliki sedikit waktu luang dan tak sengaja berada di kotaku.”
“Mungkin ya, Dy. Aku kemari tak sengaja. Tapi melihatmu sekarang aku rela mempertaruhkan segalanya demi bersamamu lagi.”
Dan aku mencium bibirnya, Andy tak menolak. Tuhan, lelaki ini adalah sungguh-sungguh aku cintai sampai kapanpun.
Dua tahun yang lalu aku memang meninggalkan Andy. Pertunangan kami yang telah berumur tiga tahun terpaksa aku bekukan demi meraih kontrak kerja dengan sebuah perusahaan asing yang memintaku untuk tidak menikah daNilam kurun waktu dua tahun. Aku sudah meminta Andy untuk menunda pernikahan kami, bukan untuk memutuskan hubungan. Tapi, Andy menolak. Dia memintaku memilih antara menikah atau berkarier. Dengan berat hati aku memilih berkarier.
"Aku hanya dua tahun saja, Dy." Pintaku saat itu. Andy tak menyahut, wajahnya menahan duka.
"Mengertilah.." aku mencoba membuatnya mengerti
"Tidak. Kamu harus memilih. Aku atau pekerjaanku."
Aku terdiam, ribuan detik aku habiskan dalam diam.
"Kamu tak perlu menjawab sekarang. Aku meminta jawabanmu lusa. Pikirkan dengan baik-baik apapun keputusanmu." Ujar Andy.
Aku menatap wajahnya yang penuh dengan amarah. Andy kecewa dengan semua ambisi yang ingin kukejar. Tapi, aku tak menganggap bahwa cita-citaku itu berdosa. Ini tak lebih dari sebuah keinginan. Dan aku harus memilih.
"Tak perlu menunggu. Aku akan menjawab sekarang." Aku meraih tangannya. Dingin, lebih dingin dari hatiku yang mulai membeku.
Andy menatap mataku, mencari jawaban dan keputusan, "Kamu yakin?" tanyanya
Aku mengangguk, "Maafkan aku, Dy."
"Apapun keputusanmu aku terima, Nilam."
"Aku sangat mencintaimu. Tapi…"
"Kamu memilih karier bukan? Sudah kuduga!" Andy memotong kalimatku
Aku menjatuhkan tatapan ke tanah, menunduk dan menarik nafas panjang.
"Benarkan?"
Aku mengangguk.
Andy saat itu marah bahkan teramat marah, "Pergilah. Dan jangan kembali lagi. Lupakan aku." Andy menyuruhku pergi. Aku berusaha untuk memeluknya.
"Tinggalkan aku!"
Dan kemudian aku pergi selama dua tahun itu. Meraih jabatan yang aku inginkan, menenggelamkan diri dengan karier, mengambil sebanyak mungkin kesempatan, dan berjanji dalam hati bahwa aku pasti akan kembali pada Andy. Dua tahun kami habiskan saling berdiam diri. Aku mencoba untuk menghubungi dan berkomunikasi dengannya, tapi Andy selalu menolak menerima apapun bentuk komunikasi yang kulakukan padanya. Hanya kabar kabur yang kudapatkan dari Eni, sahabatku dan juga sahabatnya. Kalau Andy berubah menjadi seorang cowok yang doyan keluar malam dan berhura-hura dengan teman-teman barunya yang entah dia dapatkan darimana. Dunianya mulai dikelilingi oleh wanita. Aku kecewa dengan kabar itu, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa. Kubiarkan saja hal itu menjadi pilihannya, seperti juga pilihanku untuk mengakhiri hubungan kami. Walau tak mudah, aku akhirnya menyerah menghubunginya, membiarkannya dengan dunianya yang baru dan mencoba melupakannya. Tuhan berkata lain, hatiku masih tetap untuknya. Antara karier dan cinta yang harus aku pilih. Karier sudah kudapatkan, aku meraup segalanya dari karier.Namun, hatiku beku. Aku tidak dapat melupakannya. Dia begitu aku cintai, hatiku kosong tanpanya, dan seperti janjiku sebelumnya. Aku akan kembali pada Andy.
Kini aku kembali. Dan Andyku masih tetap sama seperti dua tahun lalu saat kutinggalkan. Dia marah.Dia menolakku.
Andy melepaskan ciumanku.
"Aku benci kamu, Nilam." Sungut Andy
Aku memeluk lehernya, dan berusaha meredakan emosinya, "Aku tahu, Dy. Aku tak berhak lagi mengganggumu. Tapi aku sekarang kembali karena aku benar-benar merindukanku."
"Lalu, setelah itu? Apakah setelah rindumu terobati, kamu akan kembali meninggalkan aku."
"Aku kangen kamu, Dy. Bisakah kamu lupakan kesalahanku itu?"
"Melupakan kesalahanmu dan melupakan kamu. Itu yang aku inginkan selama dua tahun ini. Bukankah itu juga yang kamu inginkan, hah!"bentaknya.
"Andy, aku datang bukan untuk bertengkar." Aku meraih tangannya. Cowok yang biasanya kalem itu mengibaskan tanganku.
"Aku ingin melupakanmu."
"Lupakanlah aku, jika itu maumu. Tapi, bukan dengan cara seperti ini. Kita bisa menjadi teman lagi bukan? bersahabat, tanpa marah dan dendam. Dengan begitu aku akan merasa lebih tenang."
"Persetan dengan itu! Aku kecewa padamu!"
"Kecewa padaku bukan berarti kamu menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tak ada manfaatnya bagimu. Kita berdua sudah dewasa, Dy? Kita selesaikan masalah kita dengan baik."
"Kenapa aku yang harus selalu mengalah padamu, Nilam? Apakah segala yang kamu miliki berarti aku ada di posisi rendah di matamu?"
Aku melotot, "Kenapa kamu berpikiran seperti itu?"
"Tak pernahkan kamu berpikir bahwa ambisi-ambisimu telah menyingkirkanku perlahan, mengikis harga diriku, dan membuatmu sebagai pemimpin diantara kita berdua? Pernahkan berpikir seperti itu?"
"Andy, aku ..aku.."aku tak sanggup berkata
"Aku kecewa padamu. Mungkin perpisahan lebih baik bagi kita. Menjadi dirimu sendiri adalah lebih penting dibandingkan memperbaiki hubungan kita.Kamu tak perlu khawatir mengenai aku, aku sudah memilih jalan hidupku sendiri."
"Bukan seperti itu kan jalan yang kamu pilih?"
"Memangnya kamu tahu apa yang kupilih, dan bisa memutuskan bahwa jalan hidupku salah? Menurutmu jalan hidupmulah yang paling benar? " Andy balik bertanya.
Aku meraihnya daNilam pelukan.
"Aku mencintaimu, Dy. Sampai kapanpun. Walau mungkin aku meninggalkanmu demi karierku. Tapi aku mencintaimu, dan aku percaya bahwa jalan yang kamu pilih itulah yang terbaik."Bisikku di telinganya. Airmataku kembali luruh.
"Tinggalkan aku, Nilam."pintanya begitu berat
"Kamu tidak menginginkan aku kembali padamu?"Tanyaku
Andy menggeleng, "Karena aku tahu siapa kamu. Aku takut kamu tinggalkan kembali di saat cinta itu membara dalam hati."
Aku tak bisa menyalahkan Andy atas kekukuhannya menolakku kembali. Aku tahu aku pun bersalah dalam hal ini.
"Aku mencintaimu, Dy. Sampai kapan pun. Kuharap kamu mendapatkan apapun yang kamu inginkan." Ujarku dalam isak. Tiba-tiba jantung Andy berdetak lebih cepat, sangat cepat. Dia terisak-isak, dia menangis.
Kami menangis. Aku tahu kami saling mencintai tapi kami tak tahu apa yang harus kami lakukan untuk membuat kami bahagia satu sama lain.
"Maafkan aku." Bisiknya pelan
Aku mengangguk dan semakin memeluknya erat, "Gak apa-apa, Dy. Lupakan aku jika itu yang terbaik bagimu. Tapi, aku takkan pernah melupakanmu dan aku sudah berjanji bahwa jika aku tak kembali bersamamu aku akan menghabiskan sisa hidupku tanpa siapapun."
Andy melepaskan pelukannya, menatapku lekat, "Sungguh?kenapa?"
Aku hanya tersenyum sedikit saja, "karena aku tahu, takkan ada seorang pun yang akan mengerti aku."
"Banyak, Nilam. Banyak cowok yang lebih dari aku yang menginginkanmu."
"Seperti katamu, kita harus memilih bukan? Dan aku sudah memilih jalanku. Jangan khawatir, Dy. Aku akan baik-baik saja."
Andy memelukku kembali, bahuku basah oleh airmatanya.
"Sudahlah, Dy. Aku akan pergi. Kali ini selamanya, aku takkan mengganggumu, aku akan memberikan kesempatan untuk melupakan aku." Aku menghapus air mataku dan membenahi pakaian. Beranjak dari tempat duduk serta mengecup bibirnya.
Andy tak kuasa mengucapkan apa-apa lagi. Tak ada lagi kemarahan di matanya. Namun, kesedihan itu kian kentara.Dan aku meninggalkannya, untuk selamanya. Aku berjanji akan memberikan kesempatan itu, kesempatan dia melupakan aku. Memberikan kesempatan pada wanita lain yang akan mencintainya sepenuh hati.

Cerpen : Tentang Mencintai dan Dicintai

“ Saya lelah, Geam.” ujar Mel pada Geam.
“Maksudmu?” Geam bertanya dengan beberapa kerutan di dahinya.
“Saya lelah memintamu memberi kesempatan padaku. Memang perpisahan ini aku yang mengambil keputusan tapi apakah tidak ada waktu untuk kita saling berintroospeksi. Mengapa hanya aku yang salah disini?”
“Jadi kalau bukan kamu, aku yang salah atas semua ini.?”Geam balik bertanya.
“Kita berdua yang salah, dan aku ingin kita bisa bersama lagi untuk memperbaiki hubungan kita.”
“Aku tidak mau mengulangi kesalahan yang sama.”
“Jadi kamu tidak mau menerimaku lagi dan memaafkanku?”
“Aku memaafkanmu.”
“Lalu, mengapa kamu gak mau menerimaku lagi dan memperbaiki hubungan kita.”
“Mungkin belum sekarang, aku sedang menikmati kesendirianku dan mengkonsentrasikan kegiatanku pada bisnis dan uang.”
“Lalu, bagaimana dengan aku?” tanya Mel memelas, airmata mulai turun.
“Terserah kamu.”
“Terserah aku! kamu tak mau menerimaku lagi tapi kita berhubungan lebih dari teman, apa maksudmu? Apa kamu ingin menyakitiku?”
“Terserahlah apa penilaianmu mengenai aku.Aku tak peduli”
Akhirnya Geam dan Mel tidak menemukan satu solusi pun pada perbincangan panjang malam itu, waktu telah terbuang percuma.
Dan hari-hari Mel dipenuhi dengan tangisan, ada berbagai macam perasaan berkecamuk dalam dirinya. Perasaan penyesalan dan marah. Satu waktu Mel dapat memahami perasaan Geam yang terluka, di waktu lain Mel merasa Geam telah begitu egois padanya.
“Sudahlah, Mel. Lupakan Geam, lalui kembali harimu dengan penuh semangat.” Ken terus memompa semangan Mel yang terus memburuk.
“Aku hanya merasa kehilangan dia, dan marah karena dia tak mau memberiku kesempatan untuk memperbaiki diri, aku malu Ken, aku malu pada keluargaku dan keluarganya, kami sudah saling mengenal.”
“Apakah kamu ingin bersama Geam lagi hanya karena alasan itu?”
“Yang jelas aku mencintai dan tidak ingin kehilangan dia.”
“Tapi kamu sekarang sudah kehilangan dia, sudah tak ada komitmen lagi antara kalian.” Ken berusaha menyadarkan Mel.
“Sebab itulah aku marah.”
“Sadarlah, Mel. Relakan Geam pergi semaunya. Jangan mau ditolak terus dong, sudah urungkan niatmu untuk bersamanya lagi, katakan pada dirimu kalau kamu berharga dan tak bisa menerima apa yang Geam lakukan padamu.”
“Geam tidak salah, Ken. Aku yang salah, aku yang telah memutuskannya.”
“Ya, kamu memutuskannya dan kamu pula harus mendapatkan sakit hatinya. Biarkan Geam tahu bahwa kamu tidak serapuh yang dibayangkan dia. Geam harus tahu bahwa penolakan-penolakannya justru membuat kamu terus maju.” Ucapan Ken membuat Mel makin terguncang, hatinya sakit.
Tangisan terakhir telah terhitung dalam 675 hari lebih. Saat Geam menolaknya untuk yang terakhir,kemudian saat itu pula Mel menangis sejadinya, itu yang terakhir dia menangisi Geam,perpisahan mereka memang menyakitkan namun tak ada lagi episode kedua untuk hubungan mereka. Itulah tekad Mel, sampai saat kabar itu tiba di telinganya.
Geam kecelakaan….
“Apa? Benarkah?” suara Mel bergetar mendengar kabar tentang Geam dari Ken. Lututnya gemetar,airmatanya berdesakan kembali. Ah Geam telah berhasil melanggar sumpahnya untuk tidak menangis lagi.
“Ya Mel, aku harap kamu mau menjenguknya. Dia terluka parah.” Ken memintanya untuk menjenguk Geam. Tuhan,ini pilihan yang amat sulit bagi Ken. Di saat dia telah nyaris melupakan kenangan buruk itu dan menghiasi harinya dengan lelaki baru yang mencintainya dan mencoba dia cintai.
“Tapi Ken..” ingin rasanya menolak itu, tapi hatinya berteriak.Orang yang sangat dia cintai terluka parah, sanggupkah dia menolak itu?
“Datanglah, aku yakin kedatanganmu akan memberikan kekuatan bagi Geam.” Ken mencoba memberinya kekuatan untuk dating kepada Geam, airmatanya luruh.
“Haruskah?”
“Ya kamu harus,Geam membutuhkanmu dan membutuhkan maafmu.”
“Maafku?” Tanya Mel tersentak
“Geam sudah menceritakan semua kepadaku,Mel. Dia bersalah,dia telah membuatmu terluka dan membalas cintamu dengan tidak adil hanya karena sakit hati atas keputusanmu. Datanglah Mel, Bandung Jakarta begitu dekat. Kamu tak perlu bersembunyi lagi.” Mel tersedu. Ya, dia akan datang untuk Geam.
Suasana rumah sakit begitu mencekam. Mel menggenggam erat tangan Ken, berharap ada kekuatan disana untuk membuatnya tetap tegar. Pintu ruangan kamar Geam tertutup rapat, seolah tak mengijinkan siapapun datang. Ken mengetuk pintu.
“Ken? Masuklah…” rupanya Geam hapal benar dengan siapa yang datang.
Mel menguntit Ken, hatinya berdebar kencang. Apakah Geam masih mengenalinya setelah sekian lama terpisah.
“Mel…” Geam memanggil namanya. Sedangkan Mel diam tak bersuara, pikiran dan perasaannya dipenuhi siksaan atas apa yang dilihatnya. Geam, alangkah menyedihkannya dia.Wajah dan tubuhnya penuh dengan luka bakar. Rupanya kecelakaan dalam reli mobil yang biasa dia ikuti telah memporakpoandakan segalanya.
“Ini aku, masih bisakah kamu mengenaliku Mel?” Oh Tuhan, mana mungkin ada yang mengenali seorang Geam yang begitu tampan jika kecelakaan telah merenggut apa yang dimilikinya. Mel tak mampu berkata apapun, airmatanya luruh. Geam telah berhasil membuatnya menangis lagi.
“Geam, kenapa ini bisa terjadi?” kemudian Mel mendekati Geam, menggenggam tangannya. Kerinduannya tumpah ruah.
“Ini sudah nasibku,Mel. Aku akan cacat, mungkin juga mati. Tapi sebelum itu terjadi,. Aku ingin maafmu.” Geam mengusap airmata Mel.
“Tak ada yang perlu dimaafkan Geam.Tak ada yang salah, kita berdua hanya khilaf tapi selalu mencoba untuk mempertahankan kekhilafan kita.”
“Aku menyesal Mel, telah membuatmu lelah untuk mencintaiku. “
“Geam, apapun yang terjadi, siapapun dan bagaimanapun kamu. Aku mencintaimu,menyanyangimu dan kamu adalah bagian dari diriku.”
‘Benarkah?hingga sekarang Mel?hingga aku cacat seperti ini.”
“Ya, dan aku ingin kamu cepat sembuh seperti sedia kala agar kamu bisa melanjutkan hidupmu. Jangan pernah berpikir untuk mati ya, Geam. Teruslah hidup dan raih mimpi-mimpimu. Aku memaafkanmu dan aku pun meminta maaf karena pertemuan terakhir kita tidak baik.”
“Aku tak percaya,ternyata aku merugi karena menyia-nyiakanmu.”
Mel tersenyum, dan kekuatan untuk tersenyum itu ada, “Tak ada yang rugi Geam, kita semua beruntung.Semoga kamu cepat sembuh.”
“Maukah kamu menemaniku, Mel?”
“Aku berjanji akan berubah.” Lanjut Geam
Mel menggeleng, “Geam aku menyanyangimu, tapi permintaan itu tak bisa aku kabulkan.Maafkan.”
“Apakah ada seseorang di hatimu?”
Mel mengangguk,”Ya, seorang lelaki yang telah mengajarkan aku mencintai tanpa pernah mengharap balasan. Seorang lelaki yang mencintaiku dan aku akan mencintaimya. Dia telah mengajarkan aku mencintai tanpa pamrih.”
“Mel..” Geam melepaskan genggamannya.
“Aku salah karena telah mengira kamu akan selalu menungguku.”lanjutnya, airmata menitik di pipi Geam.
“Aku sudah cukup lama menunggumu Geam, dan aku tak ingin waktuku tersita percuma untuk itu. Percayalah Geam, aku menyanyangimu lebih dari apapun. Tapi izinkan aku tidak mengulang kesalahan yang sama seperti yang pernah kamu bilang dulu.Berikan kesempatan pada waktu untuk memberikan yang terbaik dalam hidup kita di masa datang, bukan di masa lalu.”
Geam miris, Mel yang dikenalnya begitu lemah, cengeng dan begitu tergantung padanya. Kini berubah menjadi seorang wanita dewasa yang amat bijak.
“Percayalah kamu akan sembuh untuk semua lukamu. Seperti juga aku yang telah berusaha keras untuk bangkit dari keterpurukan, aku berhasil Geam dan bayangkan betapa senangnya aku atas hal ini.”Ujar Mel sambil meraih kembali tangan Geam dalam genggaman.“Aku mencintaimu, Mel.” Suara Geam lirih terdengar. Mel tersenyum simpul. Ya Geam, aku tau kamu mencintaiku tapi kenapa pada saat yang tidak tepat kamu ucapkan itu. Gumam Mel dalam hati.

Cerpen : BUNUH DIRI!

Lelaki itu mengatakan bahwa dia akan bunuh diri jika aku menolak untuk menikahinya. Well, aku sungguh tidak percaya! Bagaimana mungkin dia akan senekad itu hanya demi aku. Dia punya kehidupan yang serba berlebihan. Uang yang lebih dari berlimpah, istri yang lebih dari cantik, anak yang lebih dari menyenangkan, mungkin hidupnya lebih dari sempurna. So, bunuh diri hanya karena aku itu sangat tidak mungkin!
Oke, aku akan bercerita mengenai pertemuanku dengannya. Secara tak sengaja kami dipertemukan lewat suara. Ya, suara. Tiga tahun atau mungkin nyaris empat tahun yang lalu sebuah suara kuterima. Dialah lelaki itu, dia mengaku terpesona dengan suaraku. Dia bilang, suaraku lebih dari sekedar merdu. Dan sejak itu dia nyaris tak pernah absent meneleponku bahkan berjam-jam lamanya. Magnet apa ya yang membuatnya begitu terpikat pada suaraku? Well, memang bukan hanya dia yang memuji merdunya suaraku tapi baru kali ini aku mendapatkan pemujaku hanya karena urusan suara. Okelah kumaklumi saja.kupikir itu adalah hak setiap orang untuk bisa jatuh cinta. Termasuk juga aku. Aku juga pernah jatuh cinta kok!
Kemudian, hubungan itu terus berlanjut. Bersahabat saja! Aku tetap menerima telpon-telponnya, mendengarkan semua cerita-ceritanya dan semuanya sangat menarik. Kami berbicara banyak hal, sangat menyenangkan.
Setahun setelah mengenalnya dia memutuskan untuk bertemu denganku. Dia datang ke kotaku bersama ketiga anaknya. Hebat, ketiga anaknya turut serta untuk mengenalku. Kehidupan yang sempurna untuknya dengan tiga anak yang luar biasa menyenangkan. Well, tidak ada yang terjadi namun setelah itu dia semakin gencar mendekatiku. Dia memintaku menikahinya. Untuk apa? Aku sempat berpikir kalau aku akan menjadi bagian pelengkap kehidupannya yang sudah sempurna.
Okelah, kuakui selama ini, dalam perjalanan hidupku aku belum menemukan lelaki sepertinya. Luarbiasa lengkap seperti yang kuinginkan pada pangeranku suatu saat!!
Tapi pernikahan yang ditawarkan oleh lelaki sempurna itu tetap kutolak!!kemudian dia meninggalkanku beberapa lama…sedikit kehilangan tapi aku berusaha realistis, tidak akan ada pernikahan antara kami!
Beberapa waktu lalu dia kembali padaku…
Cintanya kembali bersemi. Bahkan lebih hebat. Ketololan kulakukan! Aku tidak menerima tawarannya untuk menikah tapi atas dasar prihatin kepada masalah yang membelenggunya aku menerimanya menjadi seorang sahabat.
Ya, lelaki itu datang kembali padaku dia datang dengan setumpuk masalah. Kehidupan yang sempurna itu memudar. Istrinya yang lebih dari cantik itu dia bilang mulai berulah. Dan dia kembali padaku untuk melengkapi ketidaksempurnaannya. Dia menyatakan bahwa dia tak bisa melupakan aku. Dia menganggap bahwa aku adalah pelita hidupnya, langit cerahnya, bintang kejoranya. Dia setuju untuk memberikan waktu untukku berpikir hingga akhirnya menerima tawarannya menikah. Well, sungguh ketololan buatku!
Waktu berlalu dan kupikir dia memang semakin mencintaiku. Setiap aku mundur satu langkah darinya dia mulai melakukan hal-hal gila. Dia pernah mencoba gantung diri, menyilet urat nadi, menabrakan mobilnya! Aku seolah tak diijinkan lepas darinya.
Padahal…AKU PUNYA MASA DEPAN! Aku tak ingin menggadaikan masa depan hanya untuk mengasihaninya. Aku ingin lepas dari belenggunya. Aku ingin bebas berlari kian kemari bahkan jika mungkin aku ingin segera menemukan seorang lelaki lagi agar aku bisa segera mengatakan bahwa aku telah mencintai orang lain.
Dia begitu mempesona, begitu baik, begitu menyenangkan, begitu perhatian, begitu mengerti, dan begitu sempurna. Tapi, aku masih punya hati untuk tidak merebutnya dari keluarganya yang sempurna. Persetan dengan istrinya yang berulah karena kupikir istrinya yang lebih dari cantik itu tetap sangat mencintai lelaki itu.
Aku memohon padanya untuk meninggalkanku. Dia mulai mengancam akan membunuh dirinya jika aku meninggalkannya. Tuhan marah padaku..aku tahu Tuhan marah karena aku telah berbuat hal yang tolol!!Kini aku sulit bergerak! Karena dia, lelaki itu, akan membunuh dirinya jika aku menolak menikahinya terlebih jika aku meninggalkannya.
Ini tolol. Seharusnya aku tahu. Kami jelas-jelas berbeda sekali. Dia sudah berkeluarga dan sudah tidak pantas lagi melakukan kebodohan seperti ABG. Aku masih lajang, punya masa depan bagus, karier yang menarik, kehidupan yang mandiri, untuk apa aku harus menerimanya di sampingku. Ooh, alangkah lebih baik aku mencari lelaki lajang yang juga mencari masa depan sepertiku.
Pertemuan terakhir kami adalah minggu lalu. Tapi kali ini kami sama-sama terluka parah. Begitu banyak perbedaan antara kami dan itu tidak mudah untuk tiba-tiba kami satukan. Ya, kami amat sangat berbeda. Status sosial, status ekonomi, seluruh status dan yang terpenting adalah agama. Agama kami berbeda! Apa lagi yang bisa kami lakukan dengan banyaknya perbedaan itu. Kami sama-sama terluka. Mungkin dia lebih terluka, sebab dia mengatakan bahwa dia nyaris bertabrakan atau mungkin berpikir untuk menabrakan kendaraannya setelah mengantarku ke bandara karena perasaannya kalut, bingung, resah, dan amat menyiksa. Semua karena aku! Tuhan, kenapa harus aku?
Lelaki itu, lelaki sempurna itu kembali mengancam akan bunuh diri jika aku tetap tidak bisa menerima lamarannya untuk menikah.
Lelaki itu, lelaki sempurna itu pada malam itu tangisannya terdengar mengiba, memelas, memohon, merajuk, meradang saat aku tetap mengatakan tidak atas tawarannya. Dalam ribuan mill jarak antara kami melalui kabel telepon isakannya terdengar begitu sempurna.
Aku mengiba, memelas, memohon, merajuk, meradang agar dia segera meninggalkanku. Menyuruhnya pergi karena aku bukan siapa-siapa yang harus dia pertaruhkan. Keluarganya lebih membutuhkan dirinya dibandingkan aku.
Tapi hari ini….aku mendapat kabar kalau lelaki itu benar-benar bunuh diri!Tuhan, maafkan aku!!!

Artikel Remaja : Dan Tersenyumlah!

Seorang dokter bijaksana menyesali keadaan : "Dunia sekarang adalah dunia yang berbeda. Kesedihan, bencana, dan kejahatan menimbulkan kegetiran dalam diri…ketidakpatuhan dan pemberontakan meningkat…pengaruh-pengaruh jahat merasuk sejak matahari terbit hingga larut malam…semua itu mengganggu pikiran dan menurunkan kecerdasan, serta merusakkan otot dan tubuh manusia."
Walaupun penulis ini hidup 4.600 tahun yang lalu di Cina, pengamatannya tampak modern. Manusia acapkali dirundung stress dan acapkali merindukan masa-masa lalu yang penuh kedamaian. Bagaimanapun, dalam setiap generasi, kompleksitas dan stress selalu hadir dalam kehidupan kita. Kehadiran stress mental sebagai bagian dari kehidupan modern telah menjadi pokok bahasan sejumlah buku, yang sebagian besar menekankan pada psikologi stress.
Namun pandangan agama Islam menuntut kita mengembangakn sikap ketenangan, sadar diri, dan senantiasa terkendali dalam menghadapi setiap persolan. Jika semua masalah kita hadapi dengan sikap seperti ini kita akan menemukan kebaikan-kebaikan di tiap masalah itu. Bahkan kita juga pada gilirannya akan terhindar dari risiko-risiko buruk yang mungkin akan terjadi.
Rasulullah Saw bersabda :
"Sesungguhnya Allah itu tenang. Dia mencintai ketenangan dan Dia memberi di atas ketenangan apa yang tidak Dia berikan di atas kekerasan (ketergesa-gesaan) dan tidak pula di atas segala sesuatu yang lain selain ketenangan." (H.R. Muslim)
Dan sesungguhnya banyak situasi yang tidak menyenangkan bisa diperbaiki hanya dengan mengubah cara berpikir kita yang biasa. Hal ini benar, walaupun situasi ini sendiri masih tetap sama. Ketika kita merasa tertekan dan frustasi, pikiran kita yang pertama biasanya mencari seseorang untuk menolong kita keluar dari tekanan jiwa dan frustasi. Kita berharap sekeras-kerasnya agar diberi tahu metode "bagaimana caranya" yang akan mendatangkan pembebasan dengan segera, atau agar seseorang bisa mengatakankepada kita pelengkap ramuan yang bisa ditambahkan ke dalam hidup kita untuk membuatnya lebih bisa ditahankan.
Yang benar adalah bahwa tidak ada seorang pun, tidak peduli betapa ahlinya dia, yang bisa banyak menolong kecuali kalau kita bersedia menolong diri kita sendiri. Bahwa Allah SWT menegaskan dalam salah satu ayat-Nya bahwa Dia tidak akan menolong suatu kaum kecuali apabila kaum itu mau menolong diri mereka sendiri.
Kita biasanya akan mendapatkan bahwa apa pun yang kita perlukan untuk memecahkan masalah akan ditemukan dalam diri sendiri, sampai pada suatu batas ketika kita bisa bergantung pada diri sendiri dan punya kepercayaan diri. Walau pernyataan ini bukan untuk mengatakan bahwa kita tidak membutuhkan pertolongan siapapun.
Dan tertawa merupakan obat dari kecemasan dan stress yang mendera. Dalam senyuman terdapat kekuatan yang menakjubkan untuk menggembirakan jiwa dan menyenangkan hati, sehingga Abu Darda'berkata :
"Sesungguhnya aku akan tertawa hingga hatiku merasa terhibur. Manusia yang paling mulia Rasulullah Saw juga pernah sesekali tertawa, sehingga tampak gigi taring beliau."
Tertawa seperti ini merupakan jenis tertawa orang-orang yang berakal dan cerdas, yang akan berefek positif bagi jiwa dan menjadi penawar.Tertawa merupakan puncak keceriaan, kelegaan, dan keriangan, asalkan tidak berlebihan, dengan sewajarnya.
Perangilah stress dengan selalu tersenyum. Sesungguhnya kesempatan itu terbentang luas bagi kita semua. Artinya, kita akan selalu memiliki kesempatan untuk meraih kesuksesan dalam hidup. Oleh karena itu, biasakanlah pikiran kita untuk selalu optimis dan yankin akan masa depan yang lebih baik.
Jika kita yakin kita hanya dapat kesempatan kecil maka kesempatan kecillah yang akan kita raih. Tapi, jika kita yakin bahwa kita mampu melakukan hal-hal yang besar, maka kita akan dapat melakukan hal-hal yang lebih besar dari apa yang kita bayangkan. Begitu pula, jika kita yakin kita dapat menyelesaikan setiap masalah yang kita hadapi, maka bukan hanya penyelesaian masalah yang kita dapat namun juga manfaatnya.
Melihat persoalan dengan tersenyum adalah lebih baik daripada dihadapi dengan ketidakoptimisan dan pikiran kusut. Jiwa yang senantiasa tersenyum akan melihat kesulitan dengan nyaman sambil berusaha mengatasinya. Tersenyumlah saat persoalan itu hadir, atasilah dengan senyum dan tersenyumlah saat semuanya telah bisa diatasi.Tersenyumlah, selagi hayat masih dikandung badan, selama kita masih hidup!

Artikel Remaja : PeDe Aja Lageee!!

Percaya Diri atau sering lebih beken diistilahkan dengan 'pede' adalah hal penting yang dibutuhkan individu karena itu menunjukkan kualitas personal yang dimilikinya. Dengan memiliki PeDe berarti kita sudah memulai perjalanan hidup yang berlandaskan pada keunggulan-diri, misi hidup yang kita tentukan, cita-cita yang kita inginkan, langkah hidup yang akan kita ambil dan kemudian arah dimana kita akan meraih apa yang benar-benar kita inginkan. PeDe juga akan memotivasi kita untuk menghancurkan aral merintang dalam meraih mimpi dan harapan.Kamu tak perlu sempurna untuk memiliki PeDe, kamu hanya perlu memiliki pandangan yang baik mengenai diri kamu sendiri.
Namun sayang banget PeDe yang terjadi sekarang sudah digunakan pada hal-hal yang bukan pada porsinya. Ngga jarang PeDe didefinisikan secara ngawur dalam arti PeDe yang dibutuhkan pada sesuatu yang bukan kita butuhkan tetapi diselewengkan.Kadang kita sulit membedakan antara PeDe dengan merasa benar sendiri (Egoism). Padahal sebenernya sih PeDe yang sesungguhnya dengan merasa menang sendiri bukanlah karena perbedaan kadar melainkan murni karena motif yang ada di dalamnya. Artinya, baik praktek perilaku, sifat, dan sikap mau menang sendiri bukanlah karena kadar rasa percaya diri yang terlalu kuat melainkan justru karena kurang dari kadar yang dibutuhkan dan akhirnya menyimpang
Ketika kita membangun asumsi dasar mengenai diri kita Pede yang menyimpang berangkat dari sumber motif berupa perasaan yang merasa kurang memiliki kemampuan potensial untuk diolah menjadi keunggulan guna mengalahkan tantangan yang ada guna meraih apa yang diinginkan, biasanya kita berpikir untuk mengambil solusi dari luar yang nggak jarang kontra banget dengan kepentingan orang lain yang memiliki keyakinan serupa. Di level internal, keyakinan demikian sering membuat orang merasa tidak punya alasan untuk menghargai dirinya secara positif, misalnya saja munculnya perasaan Self-laziness atau "The I cannot attitude". Pede yang yang menyimpang (cth: ego-centered, dll) juga berangkat dari sumber perasaan yang merasa takut secara berlebihan (feeling of fear). Orang yang pede dalam arti 'self confidence' bukanlah orang yang tidak memiliki rasa takut atau rasa kurang tetapi ia memiliki kemampuan bagaimana menguasainya (self mastery) agar tetap berada dalam norma kadar yang bisa dikendalikan. Asumsi dasar yang digunakan berangkat dari perasaan memiliki kemampuan (self-sufficient) untuk mengatasi tantangan dan merealisasikan apa yang diinginkan. Rasa Percaya diri seperti inilah yang sebenarnya kita butuhkan. Bedanya lagi, pede yang terakhir adalah murni berupa pencapaian kualitas hidup yang diraih seseorang melalui proses usaha, sementara pede yang menyimpang bisa kita katakan sebagai limbah yang berarti untuk mencapainya tidak diperlukan proses atau usaha pun.
Sesungguhnya dalam diri kita sebenarnya sudah memiliki patokan yang dapat membedakan antara PeDe dengan mau menang sendiri jika kita memiliki Perasaan (Emotional) , Hati (Spiritual) , dan Akal (Intellectual) . Ketiganya bisa menciptakan usaha untuk mencerdaskannya secara terus-menerus. Perasaan adalah perangkat internal untuk merasakan impuls atau stimuli (godaan & tawaran) yang dapat membedakan bad dan good. Hati berfungsi untuk memaknai kebenaran hukum alam yang sudah diformalkan atau yang belum, hatilah yang akan berbicara dengan 'suara hati kecil'. Dilihat dari sebutannya saja sudah bisa ditebak mengapa kita jarang mendengarkannya. Akal memiliki banyak penglihatan sehingga dikatakan 'the window', pintu exit-permit yang bisa menyumbangkan muatan perasaan atau keyakinan. Patut diakui di antara penyebab penyimpangan adalah adanya pengetahuan oleh akal yang tidak bisa menghasilkan pemahaman personal secara definitive antara rasa percaya diri dan mau menang sendiri.
Ada beberapa saran supaya kita tidak terjerumus dalam PeDe yang menyimpang yaitu Pertama, Miliki kebiasaan untuk mencerdaskan pikiran, perasaan, dan hati adalah kebutuhan mutlak. Kedua, Untuk mempertebal rasa percaya diri, kita melawan kecenderungan internal yang menawarkan godaan untuk menyimpang sementara jurus mempertahankan kita gunakan untuk memperkuat pertahanan dari serangan luar. Penggunaan yang salah dengan membalik fungsi akan memperlemah personal power yang berarti dapat memperlemah rasa percaya diri.Ketiga, memiliki komitmen untuk merealisasikan gagasan ke tindakan secara sirkulatif bisa mempertebal rasa percaya diri dengan syarat sampai mendapat apa yang disebut 'the moment of truth' atau sampai benar-benar berhasil. Ketika kamu yakin PeDe kamu benar, ketika kamu percaya pada diri kamu sendiri dan kamu mengharapkan mencapai sesuatu, maka kamu akan mencapainya. So, PeDe aja lageee!.

Artikel Remaja : KOK DEPRESI!!!!!!

Biasanya Ria ceria, setiap hari selalu segar dengan banyolan-banyolannya tapi hampir tiga hari ini Ria terlihat muram dan sedih, jangankan membuat lelucon bergabung dengan teman-temanpun sepertinya enggan..aneh memang..tapi apa yang membuat Ria berubah sepeti itu..”Gue lagi banyak masalah dan gue ngerasa depresi” aku Ria jujur. Depresi? Apa benar Ria dihinggapi Depresi seperti diakuinya...Namun disisi lain mudah sekali untuk mengatakan depresi, kalau kamu menganggap bahwa kamu mengalami depresi dan kalau kamu merasa bahwa kamu mengalami depresi, maka kamu memang mengalami depresi. Seringkali memang hanya sesederhana itu tetapi itu memang benar.
Depresi merupakan keadaan sakit jiwa ringan, bukan hanya merupakan rasa sedih biasa yang setiap orang merasakannya, bisa jadi rasa sedih Ria memang lebih berat ketimbang apa yang dialami oleh orang-orang karena tidak menutup kemungkinan rasa sedih itu berasal dari suatu masalah yang terlalu berat dilaluinya (tanpa solusi yang tidak dia miliki).

GEJALA!
Selain rasa sedih yang berlarut-larut, penderita depresi akan kehilangan perhatian terhadap aktifitas sehai-hari, bahkan tidak bisa berkonsentrasi dan membuat keputusan sedangkan gejala fisik yang menyertai gangguan pada kebiasaan tidur seperti tidak dapat tidur dan gelisah, penderita juga akan dihinggapi rasa cemas, tidak mau bergaul bahkan berbiara, merasa lelah, merasa kesepian, tidak berharga dan merasa bersalah.

PENYEBAB!
Ada banyak sebab bahkan depresi bisa pula terjadi karena suatu sebab yang nyata.
Penyebab paling bayak adalah karena adanya tekanan batin berat karena suatu peristiwa yang tidak dapat diterima oleh dirinya, seperti kematian orang yang dicintai, perceraian namun tak jarang cewek bisa menderita depresi saat haid.

JANGAN DIBIARKAN!
Kamu merasa menderita depresi, jangan dibiarkan hal itu berlarut-larut segeralah mengusir depresi itu karena jika dibiarkan terus menerus akan merugikan diri sendiri, cobalah untuk mencari penyebab depresi yang kamu alami kemudian berusahalah untuk mencari solusinya, jika tak mampu memecahkannya sendiri, berkonsultasilah dengan seorang keluarga, teman atau mungkin seorang ahli jiwa (psikiater). Percayalah pada setiap kesulitan selalu ada jalan keluar.

PENCEGAHAN DARI DEPRESI
1. Terimalah Ide bahwa mempunyai konflik-konflik emosional itu merupakan hal yang wajar saja.
Kamu tidak perlu merasa terganggu dan menderita karena memiliki konflik-konflik emosional. Konflik-konflik emosional merupakan hal yang wajar bagi manusia, kita semua memiliki konflik-konflik tersebut.
2. Jangan melampiaskan keinginan-keinginan yang tidak teraih dengan cara yang tidak bertanggung jawab
3. Jadilah orang-orang yang berorientasi pada kenyataan dalam keputusan-keputusan dan perilaku anda
4. Belajar untuk memaafkan diri sendiri dari kesalahan-kewsalahan yang telah dilakukan
Depresi sering merupakan akibat dari kritik terhadap diri sendiri yang berlebihan mengenai superego yang terlalu menghukum. Perasaan bersalah kadang-kadang bersifat khayal atau terlalu dibesar-besarkan, membuat seseorang merasa tidak berarti. Cobalah untuk tidak menyalahkan diri sendiri. Gantilah sikap menyalahkan diri sendiri denggan sikap yang realistis.Berikan perhatian dan energi kamu pada masa depan dan apa yang bisa kamu lakukan mendatang.
5. Membiasakan diri menceritakan setiap masalah yang kamu alami
Menceritakan setiap moment yang kamu alami setiap hariya akan membantu kamu dalam memahami diri kamu
6. Kalau kamu kesal carilah pelampiasan-pelampiasan yang tidak berbahaya untuk dorongan-dorongan agresif

JALAN KELUAR DARI DEPRESI

Dan apabila pada kenyataannya kamu justru telah bergelut dengan apa yang dinamakan Depresi, apa yang harus kamu lakukan?..cobalah untuk melakukan hal-hal berikut ini..
1. Menerima keadaan diri
2. Memahami penyebab dari Depresi
3. Hentikan menilai diri secara berlebihan
4. Tentukan cita-cita yang realistis
5. Hiduplah untuk saat ini
6. Ambil tujuan hidup yang mendorong
7. Bergaul
8. Terima cobaan sebagai suatu hikmah
9. Simak penyebab Depresi yang terselubung
10. Kejujuran dan keterbukaan
11. Do’a

Artikel Remaja : PERCAYA DIRI = CANTIK

Semakin kita kehilangan suatu kepercayaan diri, maka akan akan semakin sulit kita memutuskan yang terbaik yang harus kita lakukan pada diri kita sendiri. Keragu-raguan itu akan pula menyulitkan kita untuk mengaktualisasikan siapa diri kita sebenarnya. Bisa jadi kita yang seharusnya menjadi lebih baik dari sekarang, tetap pada posisi yang sama. Tidak bergerak maju.
Cantik merupakan satu yang terpancar dari kepercayaan diri yang telah kita bangun. Mungkin keadaan jasmani kita tidak semolek selebritis, tapi kita pandai memanfaatkan kelebihan yang kita miliki untuk menghalangi orang memandang kekurangan kita, melainkan hanya melihat kelebihan kita saja. Kita begitu percaya diri dengan apa pun yang kita miliki.


Arti Sebuah Kecantikan

Menjadi cantik, siapa sih yang tidak mau...setiap cewek menginginkan dirinya diberikan anugerah kecantikan yang sempurna dari Tuhan, cantik dan menjadi perhatian banyak orang, terkenal dan bangga dengan dirinya sendiri. Menjadi cantik apakah selalu diukur dengan keindahan lahiriah saja? Masing-masing orang memiliki jawaban yang berbeda dan itu kembali pada sejauh mana orang tersebut menilai arti sebuah kecantikan.
Paling sering kita sekarang mendengan Inner beauty yaitu kecantikan yang berasal dari dalam. Sudah jelas bahwa kecantikan memang bukan saja melihat secantik apa wajah kita, seindah apa tubuh kita, tapi kecantikan dari dalam dapat mendongkrak sisi terburuk yang kita miliki.
Lulu Dewayanti, moldel beken Indonesia bisa jadi patokan yang bagus. Wajahnya tidak begitu cantik, tapi percaya dirinya yang kuat telah membuat pribadinya begitu menarik. Dia sukses di model bukan dengan mengandalkan wajah cantik melainkan dia berusaha mencapainya dengan percaya diri.

Jika kita Tidak merasa Cantik

Membandingkan diri kita dengan supermodel..wah jauh sekali,..mereka terlihat sangat cantik dalam suasana apapun tapi kita..mengapa kita selalu merasa jelek dibandingkan orang lain...ubahlah pandangan itu dalam diri kita karena tak ada satupun mahluk Tuhan diciptakan jelek..semuanya cantik, tergantung darimana kita memandangnya, okelah dari sudut lahiriah supermodel adalah mahluk yang cantik tapi jauh dilubuk hati yang terdalam kita adalah yang paling cantik.Bentuklah kecantikan sesuatu dengan apa yang kamu inginkan, kalaupun memang benar kamu merasa tidak cantik tapi buatlah diri kamu cantik dengan selalu menjadi orang serasi dalam mempadu-padankan busana, menata diri kamu sebaik mungkin dan jadilah orang yang menyenangkan bagi setiap lingkungan yang kamu datangi.

Mengubah pandangan mengenai Arti cantik yang sesungguhnya

Jangan menilai kecantikan dari keindahan lahiriah saja, ubahlah pandangan kamu mengenai arti kecantikan kamu, kecantikan tidak dapat dinilai dari satu sudut pandang saja melainkan dari berbagai segi yang satu sama lain saling mendukung, kecantikan adalah perpaduan dari keindahan lahiriah dan batiniah, keindahan lahiriah tanpa keindahan batiniah akan terasa hambar tetapi keindahan Batiniah akan memancarkan keindahan lahiriah. Kecantikan lahiriah akan terasa hambar jika tidak diseimbangi oleh kecantikan batiniah.

Syukuri yang kamu miliki

Rasa syukur akan segala karunia yang Tuhan berikan kepadamu akan membuat diri kamu selalu merasa bahagia pada setiap harinya, kamu menjadi orang yang tak pernah mengeluhkan suatu hal, kamu selalu dapat menempatkan diri kamu pada porsi yang sesungguhnya, kamu menghargai diri kamu sendiri dengan apapun bentuk kekurangan dan kelebihan kamu, kamu bersyukur dan kamu akan selalu merasa bahagia, kebahagiaan yang kamu rasakan akan terpancar pada sikap keseharian kamu, kamu menjadi ceria dan selalu tersenyum, maka kecantikan yang kamu idamkan akan kamu dapatkan.
Alangkah bahagianya jika kita dapat menyuskuri siapa pun diri kita. Kita akan terhindar dari perasaan iri, dengki, rendah diri, dan tertekan. Kita akan mencintai diri kita sendiri, dengan kondisi apa pun yang kita miliki.
Desi Fitri, seorang penyanyi yang memiliki kekurangan pada anggota badannya, begitu tampil percaya diri dengan kelebihan pada suaranya. Suaranya yang merdu dipergunakan untuk membuatnya lebih menarik. Lupakan kekurangan yang kita miliki, karena tak ada seorangpun yang sempurna.

Keindahan Batiniah

Banyak orang mengatakan keindahan batiniah (inner beauty) sangat sulit untuk dimiliki tapi itulah kecantikan yang mutlak harus dimiliki setiap orang, keindahan lahiriah akan dengan mudah dimiliki apalagi di abad canggih ini, orang yang berhidung pesek bisa mancung, orang berkulit hitam bisa menjadi putih, semuanya bisa mungkin untuk menjadi indah secara lahiriah tapi kenapa alangkah sulitnya mencapai keindahan batiniah?..untuk mencapai keindahan yang mutlak ini diperlukan suatu kesadaran bahwa keindahan batiniah adalah yang paling penting untuk dimiliki. Dan untuk mencapai keindahan batiniah adalah memerlukan suatu proses yang sulit jika tidak diimbangi oleh keyakinan diri sendiri bahwa itulah yang harus dimiliki.

Kecantikan Lahiriah tidaklah abadi

Bolehlah sekarang kamu merasa sombong dengan keindahan lahiriah yang kamu miliki tapi ingat bahwa keindahan itu hanya sesaat kamu miliki, tak ada yang abadi dalam kehidupan ini selain keindahan batiniah. Seiring dengan waktu akan memudarkan kecantikan kita, pelan namun itu pasti terjadi, namun apakah keindahan batiniah itu akan pupus seiring dengan waktu? Tidak malahan akan bertambah indah jika kamu terus mengembangbiakannya dan memeliharanya. Pribahasa mengatakan Harimau mati meninggalkan belangnya, Gajah mati meninggalkan Gadingnya, ini berarti bahwa yang ditinggalkan manusia pada kehidupan ini adalah kebaikannya.
Satu yang tak boleh kita lupakan. “TETAPLAH PERCAYA DIRI WALAU SIAPAPUN DIRI KAMU”
Cantik tanpa percaya diri, maka akan menjadi hambar. Percaya diri walau tidak cantik, maka akan menjadi menarik.

Artikel Remaja : Ada Apa Dengan Waktu?

Waktu adalah hidup yang tidak dapat dirubah atau diganti dari satu waktu ke waktu yang lain. Menyia-nyiakan waktu berarti menyia-nyiakan hidup kita, tapi dengan keterampilan anda menguasai dan memanajemen waktu adalah berarti anda dapat menguasai hidup dan menarik banyak manfaat sebesar-besarnya.
Saya yakin kesuksesan semua orang tidak terkait dengan kelahirannya yang dianggap beruntung atau terlihat beruntung, adanya bakat yang luar biasa, ataupun karenan memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Karena jika itu jadi persoalannya, mengapa teman saya yang berasal dari keluarga pas-pasan kini menjadi jutawan, malah seorang teman dari keluarga kaya raya, kini hidupnya terlilit hutang dimana-mana.
Masa kanak-kanak saya terdiri dari kekurangan, kebingungan, dan pertentangan. Saya merasakan hidup itu adalah perjuangan. Apa yang kita inginkan harus diperjuangkan. Cita-cita yang ingin saya raih, perlahan mulai menemukan titik terang walau saya harus berjalan tertatih-tatih. Tapi, saya tetap berjuang. Dan waktu akan memberikan jawaban atas semua perjuangan itu.
Pengaturan waktu secara efektif akan mengubah semua orang dari yang biasa menjadi luar biasa, dari yang bukan apa-apa menjadi apa-apa. Waktu adalah bahan baku kehidupan. Banyak orang menghabiskan waktu percuma, mereka sibuk berputar-putar, mempersiapakan diri untuk hidup tetapi mereka tidak pernah tiba di suatu tempat. Kita boleh menunggu tapi waktu terus berjalan dan tidak bisa diulang. Kita boleh saja memboroskan waktu dengan melakukan hal yang tak berguna tapi itu berarti kita telah melepaskan kesempatan-kesempatan terbaik yang kita miliki.
Waktu adaah penguasa kehidupan setiap orang. Setiap manusia tepatnya memiliki 168 jam dalam seminggu dan jumlah tertentu menit dan jam saja dalam sehari. Ratu Elizabet I –wanita paling berkuasa dan kaya di zamannya- mengucapkan perkataan ini di hari kematiannya: "Semua yang saya miliki untuk sesaat waktu saja."
Kita mengkhawatirkan hal-hal yang ingin kita lakukan tetapi tidak mampu kita lakukan, dan bukannya mengkhawatirkan hal-hal yang mampu kita lakukan tapi tidak kita lakukan. Ini berarti, untuk menghindari penyesalan di kemudian hari kita harus bisa memanfaatkan waktu yang ada semaksimal mungkin sesuatu dengan kemampuan yang kita miliki secara optimal. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari, karena tidak melakukan apapun di hari lalu, karena waktu takkan berulang. Lakukan yang terbaik pada hari ini, dan lebih baik di hari esok. Waktu adalah segalanya!
Saya menyadari saya memiliki waktu di dunia yang terus berubah ini. Waktu itu adalah hari ini, esok, dan entah berapa waktu lagi. Hal ini yang menyebabkan saya harus mengatur urutan waktu dan mengatur skala prioritas. Saya yakin jika saya sudah dapat mengatur waktu secara efisien, maka saya akan belajar dari orang yang tidak bisa menjadi bisa karena sukses adalah proses dan bukan status. Saya tidak percaya bahwa sukses adalah sesuatu yang bisa dimiliki secara kebetulan. Sukses adalah proses seumur hidup untuk mencapai apa yang mampu dan seharusnya kita capai
Dan hampir segala sesuatu di dalam kehidupan ini dapat dibagi ke dalam tahap-tahap. Kita biasanya juga melakukan hal ini dengan kehidupan kita. Dan kita akan sukses dengan waktu karena sukses bukanlah sepenuhnya merupakan masalah untuk berada di tempat yang benar pada waktu yang benar, tetapi merupakan masalah menyediakan waktu dalam rangka menentukan kapan dan di mana yang akan menjadi waktu dan tempat yang tepat itu!

Tips Remaja : Bagaimana Menghilangkan Kebiasaan Buruk

Setiap orang memiliki kebiasaan buruk yang ternyata kebiasan buruk adalah sesuatu yang sulit untuk dirubah, bahkan jika kamu tidak bersungguh-sungguh ingin merubahnya maka kebiasaan buruk itu akan selalu melekat pada diri kamu dan pada akhirnya kamu akan merasa rugi memiliki kebiasaan buruk tersebut.
Kebiasaan buruk yang dimiliki orang macam-macam, ada yang kebiasaan buruk tersebut bersifat dan terlihat pada fisik kamu misalnya, jika makan, mulut kamu tak pernah tak bersuara, atau kamu memiliki kebiasaan suka meminjam barang orang lain, sekali dua kali mungkin wajar tetapi kamu lebih menyenangi barang orang lain dibandingkan dengan kepunyaan kamu sendiri, kebiasaan buruk lainnya misalnya kamu termasuk orang yang senang bergosip.
Kamu ingin lepas dari kebiasaan buruk kamu itu ? ikuti kiat dibawah ini :
1. Bertahap
Jika kamu menginginkan suatu perubahan, jangan lakukan perubahan itu secara drastis, lakukanlah secara bertahap, dimulai dari hal yang sekecil-kecilnya untuk kemudian kamu lanjutkan pada tahapan yang lebih berat dan begitu seterusnya. Perubahan secara drastis dan mendadak akan membuat kamu tersiksa karenanya, karena kebiasaan yang kamu lakukan mau tidak mau telah membuat kamu terbiasa, dan kalopun kamu mampu merubah kebiasaan buruk kamu secara drastis maka tak lamam sesudahnya kamu akan kembali melakukan kebiasan buruk itu, sedangkan tahapan–tahapan yang akan kamu lakukan untuk mencapai perubahan akan membuat kamu kian hari kian melupakan apa yang sering kamu lakukan.
2. Bergaul Di Lingkungan Yang Mendukung Proses Penyembuhan Kamu
Jika kamu seorang yang suka bergosip dan ingin menghilangkan kebiasan buruk itu maka jangan berada dilingkungan yang dipenuhi orang-orang yang suka bergosip, tempatkan diri kamu di tempat yang dapat mendukung kesembuhan kamu, kalopun kamu masih tak bisa menahan kecerewetan kamu, mengapa tidak kamu gosipkan suatu cerita yang membuat pengetahuan kamu bertambah, membicarakan pendidikan yang sedang kamu dalami, ataupun membicarakan mengenai kerjaan kamu dan bagaimana cara kamu menyelesaikan suatu masalah dalam kantor kamu. Bukankah itu lebih meguntungkan bagi kamu, bisa berkumpul sambil bertukar kiat dan pengalaman kerja.
3. Kemauan Dan Niat
Kamu ingin berubah tetapi kamu tidak memiliki kemauan dan niat yang sungguh-sungguh, jangan berharap perubahan itu akan kamu dapatkan, suatu perubahan akan kamu raih jika kamu benar-benar menjalankan proses atau upaya peyembuhan dengan kemauan yag keras, niat yang tidak setengah-setengah dan tentu saja usaha dari diri kamu sendiri.
4. Menyadari Segala Bentuk Kerugian Dari Kebiasaan Buruk Kamu
Selami dan pahami dahulu kebiasaan buruk kamu, pikirkan dampak negatif yang akan kamu dapatkan jika kebiasaan buruk itu tetap melekat pada diri kamu, dengan begitu kamu akan terdorong untuk menghilangkannya.
5. Bersabar dan Optimis
Jangan mudah putus asa jika perubahan belum juga kamu rasakan, seperti sebelumnya perubahan melalui tahapan dan proses yang panjang, tidak asal, perlu waktu dan perlu usaha karena itu kamu harus bersabar.
Optimis penting untuk kemajuan kamu ke arah yang lebih baik. Jangan takut untuk terus mencoba dan bertahan. Tidak ada sesuatu kemajuan yang didapatkan dengan mudah.
6. Berdoa
Tak lepas dari segala usaha kerja keras kamu, berdoa adalah hal yang harus kamu lakukan, meminta segala yang ingin kamu minta kepada Tuhan, usahakan agar kamu tak lepas dari doa, karena itulah yang mendukung keberhasilan kamu.

Artikel Remaja : Youk Olahraga Jiwa……….

Semua orang kok kayaknya sibuk olahraga ya..mulai dari olahraga yang tanpa mengeluarkan uang seperti lari pagi, jogging sampe olahraga yang banyak mengeluarkan uang…dan juga olahraga dengan berbagai tujuannya seperti yang biasanya paling sering dikeluarkan oleh cewek yaitu pengen langsing, bahkan dengan tujuan yang klise yaitu pengen sehat…tapi kok kadang kita tidak pernah menyadari kalo sebenarnya ada yang sama penting bahkan lebih penting dari olahraga jasmani yaitu olahraga jiwa…apa sih olahraga jiwa?…
Olahraga jiwa lebih kepada latihan jiwa, dimana kita melatih jiwa kita untuk menghadapi berbagai persoalan yang datang secara terus menerus, entah itu sesuatu yang menyenangkan terlebih lagi hal yang rumit dan seperti juga olahraga jasmani pada olah raga jiwa ini kita melakukan tiga tahapan yaitu yang dinamakan pemanasan jiwa, latihan inti jiwa dan pendinginan jiwa, apabila kita telah melalui ketiga tahap tersebut maka olahraga jiwa yang kita lakukan telah sempurna, lalu takaran pada awal latihan akan berbeda dengan takaran orang yang sering melakukan olahraga tersebut, taruhlah pada hari pertama kita melakukan sit up sebanyak lima kali, hari kedua sebanyak 6 kali dan begitu seterusnya, ini berarti bahwa pada olahraga jasmani kita akan dapat meningkatkan kuantitas latihan setelah kita aktif melakukannya secara terus menerus, namun perbedaan pada olahraga jiwa adalah pada setiap waktunya kita harus mengurangi kuantitas olahraganya, Lho! Ini berarti semakin lama kita melakukan olahraga jiwa maka semakin cepat kita dapat melampaui persoalan itu dengan lebih baik dan lebih baik lagi…dan semakin terlatih juga kita memperkecil datangnya persoalan, tetapi kalaupun semakin kuantitas olahraga jiwa justru lebih banyak maka kualitas lahraga jiwa kita juga akan lebih baik lagi…
Perbedaan lainnya adalah terletak pada tahapan yang dilakukan yaitu pada olahraga jasmani kita dapat melewati satu tahapan penting walaupun dengan risiko yang besar (cedera misalnya…) namun olahraga jiwa kita dituntut untuk bisa melakukan kesemua tahapan dengan lebih terarah karena tanpa melakukan tahapan itu maka jiwa kita akan menjadi tidak siap menerima setiap bentuk persoalan yang menghadang, baik persoalan kecil pun persoalan besar karena pada olahraga jiwa ini lebih melatih jiwa kita, bagaimana cara melakukan tahapan olah raga jiwa?……
Namun memang tidak menutup kemungkinan tiba-tiba saja kita yang biasanya adem ayem –tanpa masalah- langsung berhadapan dengan masalah yang sedemikian besar, kita limbung dekat dengan putus asa..maka kita saat itu kita langsung berhadapan dengan latihan inti jiwa, jantung kita yang bergerak lebih cepat secara tiba-tiba akan mengalami shock namun jangan khawatir langkah-langkah pemecahan harus kamu dapatkan juga..menyerah tak ada untungnya…menangis bisa menjadi satu pemecahan terbaik pada kondisi ini
( sebagai salah satu gerakan pemanasan ) dan kemudian setelah kamu merasa cukup menumpahkan perasaan sedih itu maka kamu akan lebih jernih mencari langkah pemecahannya, lakukan terus latihan inti jiwa dengan berbagai kemungkinan terbaik hingga kamu bisa mendinginkan jiwa dengan berbagai kemudahan.
Seperti juga olahraga jasmani maka kita akan membahas satu persatu tahapannya :
1. Pemanasan Jiwa
Pada tahapan ini kita akan dihadapkan pada persoalan-persoalan kecil tetapi memerlukan pemecahan yang tidak kecil, persoalan kecil akan menjadi persoalan besar apabila kita salah mengambil keputusan atau solusi, kita memang harus belajar untuk memecahkan masalah-masalah kecil untuk dapat memecahkan masalah besar, atau belajar dari masalah kecil untuk siap menghadapi masalah besar.

2. Latihan Inti Jiwa
Pada tahapan ini kita sudah memulai menghadapi berbagai persoalan yang memerlukan penanganan yang serius dan harus diperlukan langkah-langkah yang sistematis untuk memecahkan masalah, pada tahapan ini kamu akan menemukan persoalan besar, disini kamu dituntut untuk menerapkan pembelajaran kamu pada latihan pemanasan sebelumnya.
Jantung kamu akan bergerak lebih cepat karena olahraga jiwa atau persoalan yang kamu dapatkan pada tahapan ini lebih kuat, lakukan setiap gerakan jiwa dengan baik yang teraplikasikan dalam langkah pemecahan terbaik, bercermin pada pemanasan jiwa yang telah kamu lakukan maka kamu akan mendapatkan pelajaran lebih unggul dalam mengatasi semuanya.

3. Pendinginan Jiwa
Pada tahapan ini adalah masa dimana kamu mencari ketenangan baru atas semua persoalan yang berhasil kamu pecahkan, pendidnginan jiwa bisa dilakukan dengan mencari suasana baru.
Dan mempersiapkan diri untuk menghadapi persoalan baru, dimana kita harus dapat melakukan tahapan pemecahan persoalan lebih baik dan lebih baik lagi, bahkan dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas pemecahannya secara lebih sistematis. Selamat berolahraga Jiwa!

Artikel Remaja : Krisis Percaya Diri, Gimana Nih?

Krisis Percaya Diri adalah merupakan bagian dari kehidupan remaja. Saya sendiri sempat mengalaminya saat masih duduk di Sekolah Menengah Atas. Pada saat itu saya begitu khawatir dengan munculnya jerawat, naiknya berat badan, potongan rambut dan semua hal yang kesemuanya nggak jauh-jauh urusan penampilan. Bahkan..ssst..novel kedua saya yang berjudul "Gendut, Siapa Takut?" terbitan Grasindo, Jakarta merupakan rangkuman pengalaman masa SMA yang bukan main begitu penuh konflik.
Artikel pertama saya di selancar juga membahas mengenai sebagian keinginan diri kita yang terkadang ingin menjadi seperti orang lain. Yang hitam ingin putih, yang putih ingin hitam. Yang berambut lurus ingin jadi ikal, yang ikal ingin menjadi lurus. Bahkan sebuah rublik kesehatan di majalah remaja membuat saya ingin tertawa, dalam satu edisi memuat dua keluhan yang kontradiktif, yang satu menanyakan bagaimana caranya agar badannya yang kurus bisa menjadi gendut. Satunya lagi menanyakan bagaimana caranya badannya yang gendut bisa jadi kurus. Hahaha…
Hampir semua remaja mengalami hal tersebut, dan rela menghabiskan ratusan ribu dari koceknya hanya untuk merubah sesuatu yang tidak dia sukai dari dirinya menjadi berbeda atau menjadi apa yang dia inginkan. Terlebih lagi banyak iklan yang menawarkan perubahan penampilan fisik secara instant. Iklan-iklan produk pemutih merajalela, produk pelangsing menjamur, dan semua iklan yang menjanjikan perubahan penampilan yang serba cepat. Hemmm…Padahal banyak diantara kita yang akhirnya kecewa ternyata iklan tersebut tidak seperti yang dijanjikan. Kecewalah hati ini dan diperparah lagi dengan hilangnya percaya diri dan kecemasan yang terus menerus. Rugi banget deh!
Syukurlah krisis PeDe tidak begitu lama hinggap dalam diri ini. Saya menyadari bahwa setiap orang pasti pernah merasa tidak puas dengan penampilan fisiknya sehingga mencari cara untuk bisa “merasa” tampil lebih baik. Dan mulai bertanya dalam hati mengapa ya penampilan itu amat begitu penting bagi sejumlah orang ? Apakah Roberta Honigman & David J. Castle, yang menyatakan bahwa gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya; bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas bagaimana ‘kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. Sebenarnya, apa yang dia pikirkan dan rasakan, belum tentu benar-benar merepresentasikan keadaan yang aktual, namun lebih merupakan hasil penilaian diri yang subyektif. Apakah apa yang saya nilai mengenai diri saya belum tentu seperti yang orang nilai atas saya? Apakah yang orang lain nilai mengenai diri saya adalah bukan seperti yang saya nilai atas diri saya sendiri? Akhirnya saya mencari jawaban dan menemukan pernyataan tegas atas diriku sendiri, "Bukan hanya penampilan yang saya butuhkan!"
Memang benar dalam masyarakat sudah terbentuk image bahwa seseorang yang secara penampilan lebih dari yang lainnya (Cantik, tampan, langsing, kekar, dll) akan memiliki peluang lebih besar untuk mencapai segalanya dibandingkan yang biasa-biasa saja. Padahal, kesempurnaan atau pun kecantikan itu adalah sebuah nilai yang relatif, karena berbeda antara satu individu dengan yang lain, antara satu budaya dengan yang lain, antara satu masyarakat dengan masyarakat lain.
Pada tahun 1891, seorang psychopathologist dari Italia, Enrique Morselli, memunculkan istilah dysmorphobia untuk menerangkan kondisi patologis seseorang, karena terus menerus memikirkan imagine defect, atau “kekurangan imajiner” dirinya. Istilah Body Dysmorphic Disorder (BDD), secara formal juga tercantum dalam Diagnostic and Statistic Manual of Mental Disorder (4th Ed), untuk menerangkan kondisi seseorang yang terus menerus memikirkan kekurangan fisik minor atau bahkan imagine defect. Akibatnya, individu itu tidak hanya merasa tertekan, bahkan kondisi tersebut melemahkan taraf berfungsinya individu dalam kehidupan sosial, pekerjaan atau bidang kehidupan lainnya Padahal sebenarnya mereka tidaklah buruk seperti apa yang mereka pikirkan dan nilai. Bahkan, mereka tampak seperti orang-orang kebanyakan lainnya. Memang agak parah juga jika krisis ini terus berlanjut biasanya lambat laun mereka akan menunjukkan sikap pemalu, sulit menjalin kontak mata, komunikasi dan memiliki self esteem yang rendah. Mereka seringkali bertingkah ekstrim untuk mengkamuflase atau menutupi apa yang mereka anggap kekurangan yang memalukan. Misalnya, berulang kali bercermin, berdandan yang memakan waktu sangat lama. Mereka pikir, dengan berdandan dan mematut diri, akan mengurangi kecemasan, padahal, justru semakin lama, akan semakin membangkitkan kecemasan karena mereka semakin memperhatikan “kekurangan” tersebut.
Menurut Gary K. Arthur MD, penderita BDD pada umumnya mendatangi dokter, dermatologist, atau pun ahli bedak plastik, untuk menangani ketidakpuasan mereka terhadap beberapa bagian tubuh. Biasanya, banyak penderita BDD yang tidak hanya overly concern terhadap satu hal saja (misal, hanya pada bentuk hidung), tapi mereka biasanya juga tidak senang atau tidak puas terhadap beberapa bagian tubuh lainnya, seperti bagian dari wajah, rambut, bentuk tubuh, dan bagian tubuh yang lainnya.
Membangun konsep diri dan pola pikir yang lebih positif dan obyektif dalam menilai diri adalah merupakan solusi paling tepat untuk krisis ini. Selain itu, kita harus melatih diri untuk membangun alternatif strategi dan jalan keluar dalam mengatasi pikiran-pikiran obsessive yang mengganggu konsentrasi dan meningkatkan pengendalian diri terhadap tindakan kompulsif-nya (misalnya, untuk terus menerus bercermin). Yang tidak kalah pentingnya, adalah adanya dukungan keluarga atau sahabat untuk membicarakan emosi-emosi yang sedang kita rasakan , bersikaplah terbuka atas kekhawatiran dan kecemasan yang kita rasakan. Memang proses ini bukanlah proses yang mudah, namun membutuhkan pengertian dan kesabaran yang dalam. Bagaimana pun, masalah krisis Percaya Diri ini adalah masalah yang cukup rumit untuk dipecahkan sendirian. Kamu tahu, kita selalu butuh orang lain untuk memecahkan persoalan!

Komentar Anda adalah Perbaikan saya!

Hari ini sepulang dari English Club, salah satu klub di Bandung yang baru pertama kali saya masuki hari ini. Saya belajar banyak hal di sana. SANGAT BANYAK! Bahkan saya yang memang carut marut berbahas Inggris yang baik dan benar jadi memiliki banyak pengalaman menarik hari ini. Beruntung, saya bisa mengenal mereka.
Selesai acara, saya membuka email. Well, salah satu email saya hari ini adalah komentar pembaca web saya. Bersyukur sekali, saya ternyata memiliki pembaca setia dan lebih beruntung lagi adalah bahwa Beliau sudah dengan sangat baik hati membenarkan sesuatu yang salah di sana. Terimakasih! Walau dalam akhir surat, Beliau menulis permintaan maaf karena merasa lancang. Justru saya merasa tersanjung dengan koreksinya. Bagaimanapun juga sebagai manusia yang memiliki kelemahan dan kekurangan, KOREKSI merupakan senjata paling ampuh untuk melakukan PERBAIKAN DIRI.
Kepada pembaca semua. Saya akan berkembang dengan baik adalah karena koreksi yang Anda lakukan. Jadi, KOMENTAR ANDA ADALAH PERBAIKAN SAYA!Selamat berkomentar!

Berbahagia bersama anak-anak..

Nama anak teman saya, NANA. Gadis kecil berusia delapan tahun, anaknya cukup cerdas dan atraktif. Itu sebabnya dia menjadi salah satu favorit saya selama di Purwokerto.Dengannya, saya bisa melakukan kegiatan yang menyenangkan. Salah satunya, bersepeda sore.
Kecintaan saya pada anak kecil telah membuat saya menjadi ibu bagi banyak anak dan berada di tengah-tengah mereka membuat saya merasa sangat bahagia.Asli, bahagia sekali!
Dua tahun lalu, saya memutuskan mengangkat seorang anak perempuan bernama ANNA. Dan saya memanggilnya “teteh” (Panggilan dari bahasa sunda untuk kakak perempuan) karena saya tahu dia akan menjadi kakak bagi anak-anak yang saya lahirkan suatu saat nanti.
Walaupun setiap harinya teteh bersama mama saya. Tapi, saya memang tak pernah lupa untuk mengontak dan melihatnya dari jauh. Biasanya sih, dengan semangat dia langsung bercerita dengan gaya polos, tentu saja dengan panggilan sayangnya pada saya, “Bunda”. Bersamanya saya merasa bahagia.

We Have SPY here!

Spy alias mata-mata yang paling tangguh sebenarnya memang hanya Tuhan karena jelas Dia punya mata penglihatan yang Maha. Tapi, dalam kehidupan kita sehari-hari banyak spy yang cukup menakjubkan. Misalnya, tak dinyana apa yang kita lakukan diketahui oleh spy. Atau mereka berteman baik dengan kita, tapi…
But well, sebenarnya saya sendiri tidak keberatan lho, karena semakin banyak orang yang mengintai saya maka semakin berkembanglah saya. Berkembang? Tentunya berkembang untuk menunjukkan bahwa saya layak diintai..hahaha…
“Don’t Trust Anyone!!” Begitu slogan yang dianut oleh salah satu sahabat saya. Well, walau mungkin ada benarnya juga untuk tidak ‘terlalu’ mempercayai orang TAPI sebagai manusia, saya juga harus memiliki insting untuk bisa mempercayai orang. Sahabat adalah orang yang layak saya percayai. Terlepas apakah suatu saat tertentu dia menggunakan banyak rahasia saya untuk kepentingan pribadinya, I REALLY DON’T CARE! Kenapa? Karena sebagai manusia juga, kita hanya bisa belajar dari pengalaman. Belajar dari pengkhianatan, belajar dari persahabatan, belajar dari persaingan, belajar dari semua yang pernah kita kecap dalam kehidupan. Semoga saya memang dapat belajar dari itu semua!
Satu lagi, benteng dan pertahanan diri memang harus kita miliki jika kita memiliki banyak ‘orang dekat’ karena memang kita harus bersiap diri saat suatu waktu salah satu dari mereka mengkhianati kita dan terima kasih karena telah mencoba mengorek segala sesuatu mengenai diri saya. Apa yang Anda dapatkan? Tak lain adalah potongan-potongan diri saya yang siap berbagi pengalaman. Pengalaman Anda akan saya hisap, dan silahkan hisap pula pengalaman saya!

Menemukan Keluarga Dimana-mana!

Yang membuat saya merasa beruntung adalah saya memiliki keluarga ‘dadakan’ dimana-mana.
Tugas berkeliling dalam rangka mempromosikan produk perusahaan membuat saya harus melakukan kunjungan ke kota-kota yang bahkan belum pernah saya kunjungi. Beruntung, tipikal saya adalah manusia yang gampang berbagi senyum dan tawa. Sahabat saya bilang saya sangat- sangat- sangat EKSTROVERT, “Bukan Iin namanya kalo bukan begini” begitu komentarnya saat saya nyerocos sepanjang perjalanan kami menuju suatu kota.
Walau saya akui bahwa kejujuran itu mahal harganya (Seperti yang diungkapkan oleh Zis Eno, sahabat saya yang menovelkan kisah nyatanya saat putus cinta, lengkap dengan nama-nama orang yang berpengaruh di dalamnya) saya tetap sangat enjoy dengan karakter saya.
Well, ternyata selain sandungan yang saya terima sebagai sebab akibat dari gaya saya berbicara. Saya malah lebih banyak mengambil hal positif dari sini. Sungguh! Salah satu dari banyaknya hal positif itu adalah saya menemukan keluarga di mana-mana, memiliki rumah kedua bagi saya, dan merasa begitu dimiliki serta memiliki keluarga baru saya.
Inilah salah satu keberuntungan yang patut saya syukuri. Terima kasih pada-Nya, dalam setiap kunjungan saya tak pernah merasa sendirian.